~~~PERHATIAN!!! ANDA MEMASUKI KAWASAN ANTI DEMOCRAZY~~~

Sabtu, 25 Februari 2012

TAK SEKEDAR CINTA GOMBAL…


Tak Sekedar Cinta Gombal…

Ce : “Say…sebesar apakah cintamu padaku…???!”

Co : “Mmm… Cintaku padamu seluas langit dan sedalam samudera. Aku tak bisa hidup tanpamu. Sehari tak melihatmu, aku hanyalah ikan yang hidup tanpa air. Sedetik tak mengingatmu, aku hanyalah daun yang terbang tanpa arah. Aku siap mati dan berkorban demi dirimu…sayangku… ^_^”

Hari ini rayuan gombal ala pemuda-pemudi yang mabuk cinta bukanlah acara tabu. Hingga seorang anak muda rela menggadaikan iman (meski tanpa sadar) demi sebuah cinta dusta. Hari ini ia berkata rela mati demi sang kekasih, mari dilihat sepuluh atau dua puluh tahun kemudian. Saat sang kekasih bersedia menjadi pendamping hidup sementara ajal menjemputnya tanpa permisi. Relakah sang kekasih ikut mati mendampingi kekasihnya…???. Tanyakan pada William Shakespieres dari mana ia mendapat ide cerita Romeo and Juliet.

Bicara kecintaan, sepertinya hingga hari ini tak ada orang yang lebih kecintaan dan kesetiaannya melebihi kecintaan para sahabat pada Islam dan Rosululloh. Aqidah kuat serta Wala’dan Baro’ yang kokoh menghunjam didada, cukup menjadi modal dasar untuk meraih kecintaan hakiki. Cinta pada Alloh dan Rosul melebihi cinta pada selainnya. Mungkin untuk para kuli tinta, cerita seperti ini cocok sekali untuk mengisi Headline News… ^_^

Seperti apa ceritanya???…

Abu Ubaidah bin Jarroh

Anak bunuh bapaknya sendiri

Durhaka…?!!. Sekilas tak salah bila kata itu terucap dari seorang manusia normal. Betapa tidak seorang anak yang besar dan tumbuh dibawah asuhan seorang ayah, namun saat dewasa dan datang kepadanya Muhammad si pembawa Dien baru, sang anak tega menebas ayahnya sendiri hanya karena kecintaan pada sang Nabi. Namun betapa agung urusan ini hingga Alloh menurunkan sebuah ayat Al Qur’an dari langit ke tujuh, memuji dan menjadikannya contoh bagi seluruh umat.

Alloh berfirman :

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati…” (Al Mujadilah : 22).

Ibnu Syaudzab menceritakan : “Dalam perang Badar, ayah Abu Ubaidah (yang kafir) berusaha menampakkan diri dan mencari anaknya. Mengetahui hal itu, Abu Ubaidah selalu berkelit menghindari ayahnya. Hingga keadaan amat kacau dan Abu Ubaidah membunuh ayahnya. Kemudian Alloh menurunkan sebuah ayat …(Al Mujadilah : 22).” (Dikeluarkan oleh Al Baihaqi, Hakim dan Thabrani).

Abdulloh bin Abdillah bin Ubay bin Salul

Anak minta ijin untuk memenggal ayahnya

Dari Abu Huroiroh berkata : “Rosululloh berjalan melewati Abdulloh bin Ubay (gembong munafik) yang berada di bangunan tinggi. Ibnu Ubay berkata : ‘Ibnu Abi Kabsyah (Rosululloh) telah menaburkan debu pada kita’. Maka Abdulloh bin Abdulloh bin Ubay bin Salul meminta ijin pada Rosul : ‘Ya Rosulalloh, demi Yang memuliakanmu kalau engkau mengijinkan, aku akan membawa kepala ayahku padamu.’ Rosul menjawab : ‘Tidak, bahkan berbuatlah baik padanya…’ (Diriwayatkan oleh Al Bazzar dengan rijal yang tsiqoh).

Mush’ab bin Umair

Ada yang lebih ‘saudara’ dari saudara kandung

Dari Ayyub bin Nu’man berkata : ‘Abu Aziz bin Umair (saudara kandung Mush’ab bin Umair) di hari Badar menjadi tawanan kaum muslimin dan menjadi tanggungan Muhriz bin Nadhlah. Mush’ab berkata pada Muhriz : ‘Wahai Muhriz keraskanlah tanganmu padanya…Sesungguhnya di Makkah ia mempunyai ibu yang kaya raya’. Maka Abu Aziz berkata pada saudaranya : ‘Inikah perlakuanmu padaku wahai saudaraku…?. Mush’ab menjawab : ‘Muhriz adalah saudaraku selain kamu.’ Hingga sang ibu mengirim 4000 dirham sebagai penebus Abu Aziz. Dan inilah jumlah tebusan terbesar diantara tawanan Badar.

Ummu Habibah

Tikar usang yang lebih berharga dari bapaknya

Az Zuhri menceritakan : ‘Ketika Abu Sufyan bin Harb pergi ke Madinah, ingin menemui Rosululloh yang berhasrat menyerang Makkah. Ia meminta perpanjangan perjanjian Hudaibiyah, namun Rosululloh tidak menerimanya. Kemudian ia pergi dan menemui putrinya Ummu Habibah. Hingga saat ia ingin duduk di tikar Rosululloh, maka Ummu Habibah menariknya. Abu Sufyan berkata : ‘ Wahai anakku apakah engkau lebih mencintai tikar ini dari padaku ?.’ Ummu Habibah menjawab : ‘Sesungguhnya ini adalah tikar Rosululloh sedangkan engkau adalah Musyrik yang najis……’ (Dikeluarkan oleh Ibnu Sa’d).

Ini hanyalah sekelumit kisah cinta sahabat dan shohabiah, sebuah cinta hakiki yang mendahulukan cinta pada Alloh dan Rosul-Nya melebih semua kecintaan. Bukan cinta gombal para pencari dunia yang mudah luntur dan terbang dari relung hati.

Maroji’ :

  1. Al Qur’anul Karim
  2. Hayatu Shohabah : Al Alamah As Syaikh Muhammad Yusuf Al Kandahlawy dengan tahqiq dan ta’liq Syaikh Nayif Al Abbas dan Muhammad Ali Daulah. Juz 2 bab Khuruju Shohabah anis Syahwati Nafsaniyah. Darul Qolam Damsyiq, cetakan kedua tahun 1983.

Kamis, 09 Februari 2012

TERUNTUK IMAMKU KELAK



Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku.. Ingin ku beri tahu padamu.. Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia.. Orang tua yang begitu sempurna.. Dengan cinta yang begitu membuncah.. Aku dibesarkan dengan limpahan kasih yang tak terhingga..

Maka, padamu ku katakan.. Saat Allah memilihmu dalam hidupku, maka saat itu aku berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku.. Memperlakukanku dengan sayang yang begitu indah..

Padamu yang Allah pilihkan untukku.. Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku, aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan.. Maka, ketika Dia memilihmu untukku, maka saat itu Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dengan keberadaanmu, dan aku tahu. Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna.. Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu.. Karena kelak kita akan satu.. Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku, kau dan aku akan menjadi ‘kita’..

Padamu yang Allah pilihkan untukku.. Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dengan ilmu dan tarbiyah, membentukku menjadi wanita yang mencintai Rabbnya.. Maka ketika Dia memilihmu untukku, maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dengan ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita.. Itulah visi pernikahan kita.. hanya beribadah pada-Nya ta’ala..

Padamu yang Allah tetapkan sebagai nahkodaku.. Ingatlah.. Aku adalah mahluk-Nya dari tulang rusuk yang paling bengkok.. Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah.. Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah, sungguh hatiku tetaplah wanita yang lemah pada kelembutan.. Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah.. Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah.. Namun tatap mataku, tersenyumlah.. Tenangkan aku dengan genggaman tanganmu.. Dan nasihati aku dengan bijak dan hikmah.. Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu.. Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..

Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku.. Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan.. Maka di mataku kau adalah yang terindah, kata-katamu adalah titah untukku, selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu.. Maka kalau kau berkenan ku meminta.. Jadilah hunian yang indah, yang kokoh, yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..

Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku.. Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita –insya’Allah-… Maka didiklah mereka menjadi generasi yang dirindukan JANNAH… Yang di pundaknya akan diisi dengan amanah-amanah dakwah, yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad.. Yang darahnya mengalir darah syuhada.. Dan ku yakin dari tanganmu yang penuh berkah kau mampu membentuk mereka.. Dengan hatimu yang penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka.. Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..

Padamu yang Allah pilih sebagai imamku.. Ku memohon padamu.. Ridholah padaku, sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi.. Mudahkanlah jalanku ke Jannah-Nya.. Karena bagiku kau adalah kunci Jannahku..

http://www.oaseimani.com/

@MAnja.cin


LAWAN UKHT, LAWAN !!

Ukhti fillah yang dicintai Allah…, kaifa haluki wa kaifa imanuki ? ana berharap anti dalam keadaan khoir wal ‘afiyah. Begitu juga hati dan iman anti -yang saat lalu anti mengadu bahwa ia sedang ‘sakit’ dan yanqush- semoga Allah memberikan cahaya-Nya dan melembutkannya dengan belaian kasih sayang-Nya dan rahmat-Nya.

Ukhti, risalah ini sengaja ana tulis untuk anti berkaitan dengan curhat anti tempo hati mengenai ‘amburadulnya’ kondisi ruhiyah anti karena terlalu seringnya anti bekerjasama dan bermuamalah dengan seorang ikhwan, partner dakwah anti.

Ukh, ana memahami kondisi anti sebagai aktivis dakwah yang mau tidak mau mengharuskan anti untuk menjalin komunikasi dengan ikhwan, yang notabene anti adalah sosok yang cukup sensitif dan rawan jika harus berinteraksi dengan mereka. Ikhwan -dengan segala predikat dan atribut yang melekat padanya- ternyata bisa membuat sebuah ‘variasi’ tersendiri bagi warna-warni perjalanan hati seorang akhwat (bahkan yang sudah ‘ngaji’ lama dan sudah ‘mudeng’-nggak nyindir loh ?!). Well, terbukti bukan hanya akhwat yang bisa menjadi sumber fitnah, ternyata ikhwan juga.

Ukhti…, terus terang ana memang tidak menafikan adanya different bear yang menjalari hati ketika harus berkomunikasi dengan lawan jenis yang berembel-embel ikhwan (dan pastinya belum menikah) itu. Dan sepertinya…hampir tiap akhwat maupun ikhwan pun demikian, diakui atau tidak. entah kenapa. mungkin seperti yang ana katakan tadi, wilayah ini memang sangat rawan. Dangerous area, mungkin itu sebutan yang pas, bahkan kalau boleh ana gambarkan, ikwan dan akhwat itu ibarat magnet yang memiliki dua kutub berbeda yang saling tarik menarik dengan daya magnetis yang tinggi (yang kalau tidak dijaga benar-benar bisa fatal).

Dalam kesempatan ini ana tidak akan mengemukakan hal-hal yang bersifat ‘teoritik’ sebagai feedback terhadap aduan anti yang lalu. dan afwan jika risalah ini cukup ‘keras’. Karena ana sadar betul anti bukanlah ‘akwat kemaren sore’ yang belum tahu apa-apa. dan ana juga yakin benar, anti pun sudah faham ilmunya (apalagi predikat sebagai aktivis dakwah dan da’iyah tersandang dalam sosok anti, sehingga membuat ana semakin yakin tentang kefahaman anti, begitu khan ?)

Ukhti fillah yang ana cintai…, ana mengakui bahwa membangun komunikasi dengan ikhwan memang berat. bukan berat di fisik namun di hati. awalnya memang bisa untuk bertahan….tapi lama kelamaan timbul simpati….dan bisa-bisa akhirnya ada ‘rasa’ yang lain….indefinable feeling…,apalagi jika harus banyak-banyak berinteraksi dengan mereka, apalagi kalau sudah menyinggung masalah-masalah pribadi, bahkan sampai curhat segala, plus sering-sering bertemu dan melihat. waah bisa ancur hati dan iman anti (wal iyazhu billah !) berat memang ketika harus menjalin hubungan dengan mereka, hatta mengatasnamakan kepentingan dakwah. berat banget, ukh !

Itulah…kalau memang anti sudah tak kuasa membendung gharizatun nau’ anti terhadap ikhwan tersebut, langkah yang paling afdhol adalah memutuskan hubungan dengan dia. Hentikan komunikasi. Disconnect ! hindari celah-celah yang dapat menjadi sarana untuk berinteraksi dengan dia. Jauhi dia, ukh ! no more interaction, stop here !! itu adalah jurus jitu untuk menyelamatkan hati dan iman anti, jika anti benar-benar ingin selamat.

Dan jika memang benar anti tidak bisa menghentikan secara total hubungannya dengan dia dengan alasan anti tidak ingin surut dari belantara dakwah dan ingin tetap melaksanakan amanah anti dalam dakwah tersebut, maka yang harus anti lakukan adalah melawan ‘virus merah jambu’ yang menyerang anti. anti harus berusaha keras untuk fight ! jangan biarkan ia menguasai hati dan menggerogoti keistiqomahan anti. Jangan biarkan ia terus menerus menginvasi. LAWAN, UKHT ! LAWAN !!!

Ukh, jika anti memang meniatkan diri -ketika menjalin kontak dengan dia dan mereka- adalah untuk dakwah, maka jangan ada muatan lain selain untuk kemaslahatan dakwah(anti nggak mau kan termasuk orang-orang yang mengatasnamakan kepentingan dakwah untuk tendensi-tendensi pribadi ?! jaga arah hati dan…waspada !!!).

Ukhtiku yang ana cintai….masalah dalam iqomatuddin itu buaanyaak dan seabrek ! coba anti lihat wajah umat hari ini, betapa banyak masalah mereka yang harus ditangani. anti lihat wajah generasi penerus kita, anti lihat dien kita saat ini ?! mereka membutuhkan ‘kerja’ kita ukh. mereka memerlukan sumbangan tenaga, pikiran, waktu dan seluruh potensi kita.

Tidakkah anti berfikir tentang tangisan pilu saudara-saudara muslim yang dibantai, dianiaya, diteror dan diintimidasi ? tidakkah anti mendengar jeritan para ummahat dan anak-anak yang menjadi sasaran peluru dan peledak ? akankah anti sibuk dengan ‘urusan sepele’ tersebut sementara para ikhwah seperjuangan mati-matian untuk mempertahankan dien dan izzah mereka….akankah anti ‘bermain-main dengan perasaan anti dan terjebak di dalamnya’ sementara ma’rakatul jihad dan medan-medan konflik dipenuhi dengan genangan air mata dan darah para syuhada’ ?! renungilah ukh…..RENUNGI DAN FAHAMI ! masih banyak yang harus kita fikirkan, masih banyak hal-hal yang lebih pantas menyita ruang fikir kita daripada hal-hal sepele seperti itu….masalah-masalah iqomatuddin jauuuh lebih besar dari masalah-masalah semacam itu…sekali lagi, RENUNGI DAN HAYATI !

Ukhti fillah rahimakumulloh….marilah kita fahami tabiat dien ini. sungguh, dien ini adalah dien yan suci, yang tidak akan tegak kecuali dengan cara yang suci dan orang-orang yang suci pula. harapan ana, semoga kita bisa mengislah masing-masing diri kita, tetap menjaga kelurusan niat, kesucian hati dan jiwa kita, serta tetap tsabat di atas jalan-Nya. be istiqomah, ukh !

Masih ingat perkataan ibnu taimiyah kan ? “Tiada kebahagiaan dan kelezatan sempurna bagi hati selain kecintaan kepada Allah dan upaya mendekatkan diri kepada-Nya dengan hal-hal yang dicintai-Nya. sementara cinta tidak akan ada kecuali dengan berpaling dari semua kecintaan kepada selain-Nya. “ indah bukan ?! semoga Allah selalu mencurahkan manisnya iman kepada-Nya dan hangat cinta-Nya, kepada kita semua.

Satu hal yang tidak boleh anti lewatkan adalah ‘muraqabatullah’, pengawasan Allah, ukh.Innallaha ala bi kulli sya’in ‘alim. Malu lah kepada-Nya. Malu lah kepada Dzat yang Maha Mengetahui segala apa yang tersembunyi dalam hati.

ukh…,jangan lupa untuk selalu melakukan self control. pengendalian intern terhadap diri anti itulah yang akan menjadi basis kekuatan untuk memukul mundur ‘virus-virus busuk’ dalam perjalanan iman anti. manage baik-baik self control anti, yaa….

pesan ana, kuatkan diri anti di jalan dakwah. perjalanan kita masih panjang. masih banyak lagi tribulasi dakwah yang akan kita temui. hadapi, atasi, dan jangan lari !, anggap sajaaccident yang menimpa hati dan iman anti tersebut sebagai bentuk mihnah, ujian dari Allah. bertahanlah, ukh ! tetaplah tegar di atas jalan-Nya. meskipun berat dan menyakitkan,….tetaplah bertahan ! bersabarlah untuk tidak bermaksiat kepada-Nya ! Ishbiru wa shabiru…,

Terakhir, Allahu ma’ana ukh…,always-lah berdoa, berikhtiar dan tawakal. insya’Allah doa ana juga menyertai anti.

Ditulis ulang oleh Ibnu Abdil Bari pada 21 maret 2010, pukul 22.04; menukil dari majalah al Bunyan yang terserak di perpustakaan.

like dong di fb

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Wassalam Wr. Wb...