~~~PERHATIAN!!! ANDA MEMASUKI KAWASAN ANTI DEMOCRAZY~~~

Senin, 22 Agustus 2011

Puasa tak mempengaruhi kualitas ASI


BANJARMASIN (Arrahmah.com) – Banyak ibu-ibu yang menyusui anaknya memilih tidak puasa dengan alasan demi si buah hati, pasalnya adanya kekhawatiran bahwa produksi ASI mereka akan berkurang. Padahal kekhawatiran tersebut tidaklah benar.

Menurut ahli gizi dari Kota Banjarmasin, Maya Midiyatie Afridha, saat berpuasa, ASI yang dihasilkan ibu menyusui tidak akan berubah dan berkurang kualitasnya karena saat berpuasa tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi.

Maya menjelaskan bahwa produksi ASI akan diambil dari zat gizi, yaitu energi, lemak, protein, vitamin dan mineral dari tubuh sang ibu. Penggantian zat-zat tersebut akan terjadi pada saat berbuka sehingga ibu menyusui akan tetap sehat.

Meskipun demikian Maya mengungkapkan bahwa dengan perubahan jadwal makan, bukan berarti asupan makanan yang dikonsumsipun ikut berubah. Ibu menyusui harus tetap makan tiga kali sehari, saat sahur, berbuka dan setelah tarawih dan secara disiplin mengkonsumsi makanan dengan gizi berimbang, yaitu dengan komposisi 60% karbohidrat, 15-20% protein dan 20- 25% lemak.

“Perlu diperhatikan, ibu yang sedang menyusui memang membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori perhari, 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu,” jelasnya.

Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui yang sedang berpuasa untuk tetap mempertahankan pola makan 3x sehari dengan menu gizi seimbang. Pada saat sahur, ketika berbuka puasa dan menjelang tidur sesudah shalat tarawih.

Makan sahur akan menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitas kita hari itu. Komposisi makanan dengan gizi berimbang akan menghasilkan sari makanan yang bagus untuk anak.

Tambahan sekitar 300-500 kalori setiap hari dapat diperoleh dengan cara minum teh manis atau mengonsumsi makanan pembuka yang manis seperti semangkuk kolak pisang atau segelas es cendol yang bernilai 280-300 kalori.

Dengan begitu, kebutuhan kalori yang sangat penting bagi ibu menyusui tetap dapat terpenuhi. Maya juga menambahkan, Ibu menyusui sebaiknya banyak mengkonsumsi kurma mengingat manfaat kurma yang banyak untuk tubuh.

Jadi tak perlu khawatir bahwa buah hati akan kekurangan ‘ASI’ selama kita berpuasa. Asalakan ibu tetap memenuhi kebutuhan gizinya di waktu buka dan sahur, InsyaAllah puasa akan berjalanlancar dan masih tetap bisa menyusui tanpa halangan.

Dan yang paling utama dalh berdo’a pada Allah. Karena segala sesuatu berada dalam kekuasaan Allah. Jangan lupa berdoa agar puasa tetap dilancarkan dan kebutuhan ‘asupan gizi’ (baca: ASI) buah hati tetap terpenuhi. Semuanya tentu atas seizin Allah Ta’ala. Wallohua’lam (tbn/arrahmah.com)

Sabtu, 20 Agustus 2011

Menutup Aurat Hanya Musiman


Jika melihat berbagai berita infotainment dari kalangan selebriti, kita akan jumpai para artis mulai sadar untuk tidak buka-bukaan aurat, contohnya di bulan suci yang sedang kita jalani ini yaitu bulan Ramadhan. Banyak diantara mereka yang mengatakan: “Saya mau berpakaian tidak ketat lagi ah…! di bulan suci”, kira-kira seperti itu penuturan sebagian artis. Ada juga yang mulai sadar bukan karena niatan ingin jadi baik, namun berhubung karena ada orderan sehingga ia pun harus berbusana religi (Relizi). Namun sayangnya, selepas itu semua, aurat pun kembali diumbar. Sungguh sayang seribu sayang, ibadah seakan-akan menjadi musiman saja.

Pada Rubrik Muslimah kita kali ini akan menyuguhkan pembahasan pada anda, Bahwasanya “Menutup Aurat Hanya Musiman”, benarkah seperti itu …?

Para Muslimah yang semoga dirahmati Alloh, perlu anda ketahui bahwa kewajiban berjilbab itu adalah setiap saat. Sebagaimana Alloh Ta’ala berfirman, dalam surat Al-Ahzab ayat 54 yang artinya :

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Alloh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Suatu perkara yang dikatakan wajib, tentu saja bukan hanya dikenakan musiman. Sebagaimana halnya sholat, jika diperintahkan dan itu wajib, tentu saja diwajibkan setiap saat dan bukan hanya satu waktu. Renungkanlah ini semua!

Dan tahukah anda, bahwasanya tidak menutup aurat adalah suatu dosa yang besar.

Sebagaimana diterangkan oleh ayat Al-Qur’an, pada surat Al-Ahzab ayat 59 tersebut adalah, bahwa aurat wanita muslimah adalah seluruh tubuhnya. Lantas apa akibatnya jika yang ditampakkan adalah aurat yang ada pada diri mereka? Sebagaimana kita lihat, kelakukan sebagian wanita yang sudah lepas keindahan sifat malu pada diri mereka, mereka masih memamerkan rambut yang elok dan paha. Padahal telah Disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya :

Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berpaling dari ketaatan dan mengajak lainnya untuk mengikuti mereka, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian”. (HR Muslim no 2128)

Dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata :

Wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berjalan berlenggak-lenggok guna membuat manusia memandangnya, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapati aromanya. Padahal aroma Surga bisa dicium dari jarak 500 tahun”.

Kaum Muslimah yang semoga dirahmati oleh Alloh. Para ulama ketika menjelaskan apa yang dimaksud dengan wanita yang berpakaian tetapi telanjang, mereka maksudkan adalah wanita yang menutup sebagian badannya, dan menampakkan sebagiannya. Artinya, wanita seperti ini auratnya terbuka. Contohnya saja adalah wanita yang berpakaian rok mini, atau menampakkan keelokan rambutnya. Ulama lainnya mengatakan bahwa maksud wanita berpakaian tetapi telanjang, adalah memakai pakaian yang tipis sehingga terlihat warna kulitnya.

Sungguh, sifat-sifat wanita semacam ini sudah banyak kita temukan di akhir zaman. Bahkan sungguh mereka tidak punya rasa malu lagi untuk menampakkan auratnya. Padahal perbuatan ini adalah dosa besar, karena di akhir-akhir hadits sampai diancam tidak akan mencium bau surga. Apalagi jika perbuatan ini dilakukan public figure, tentu saja ancamannya lebih parah karena perbuatannya dicontoh orang lain. Dan setiap perbuatan dosa yang dicontoh orang lain, tentu saja orang yang beri contoh akan menanggung dosanya pula. Alloh Ta’ala telah berfirman,

وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآَثَارَهُمْ

Dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan”. (QS Yasin : 12)

Maksud ayat ini adalah, Alloh Ta’ala akan mencatat setiap amalan yang dilakukan oleh seorang hamba, dan bekas-bekas dari amalannya yang berpengaruh pada yang lainnya. Artinya, jika amalan kebaikan yang ia diikuiti oleh orang lain, maka itu akan dicatat sebagai kebaikan baginya pula. Begitu pula yang terjadi jika kejelekan yang ia lakukan diikuti oleh orang lain. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya :

Barangsiapa melakukan suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya, dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa melakukan suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikitpun” (H. Muslim no 1017)

Mungkin Berbagai alasan sering dikemukakan oleh para wanita yang masih enggan berjilbab. Salah satu alasan mereka diantaranya adalah :

Yang pentingkan hatinya dulu yang dihijabi

Alasan semacam ini sama saja dengan alasan orang yang malas sholat lantas mengatakan, “Yang penting kan hatinya.” Inilah alasan orang yang punya pemahaman bahwa yang lebih dipentingkan adalah amalan hati, tidak mengapa seseorang tidak memiliki amalan badan sama sekali. Inilah pemahaman aliran sesat “Murji’ah” dan sebelumnya adalah “Jahmiyah”. Ini pemahaman keliru, karena pemahaman yang benar sesuai dengan pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah, karena Din dan Islam itu adalah perkataan dan amalan, yaitu perkataan hati, perkataan lisan, amalan hati, amalan lisan dan amalan anggota badan. Jadi tidak cukup iman itu dengan hati, namun harus dibuktikan pula dengan amalan.

Atau-pun ada yang mengatakan, Bagaimana jika berjilbab namun masih menggunjing

Alasan seperti ini pun sering dikemukakan. Perlu diketahui, dosa menggunjing (ghibah) itu adalah dosa tersendiri. Sebagaimana seseorang yang rajin sholat malam, boleh jadi dia pun punya kebiasaan mencuri. Itu bisa jadi. Sebagaimana ada kyai/ustadz pun yang suka menipu. Ini pun nyata terjadi.

Namun tidak semua yang berjilbab punya sifat semacam itu. Lantas kenapa ini jadi alasan untuk enggan berjilbab?. Perlu juga diingat bahwa perilaku individu tidak bisa menilai jeleknya orang yang berjilbab secara umum. Bahkan banyak wanita yang berjilbab dan akhlaqnya sungguh mulia. Jadi kewajiban orang yang hendak berjilbab untuk tidak menggunjing.

Atau ada yang mengatakan: Belum siap mengenakan jilbab

Kalau tidak sekarang, lalu kapan lagi? Apa tahun depan? Apa dua tahun lagi? Apa nanti jika sudah pipi keriput dan rambut beruban? Setan dan nafsu jelek biasa memberikan was-was semacam ini, supaya seseorang menunda-nunda amalan kebaikan.

Ingatlah …! kita belum tentu tahu jika besok shubuh kita masih diberi kehidupan. Dan tidak ada seorang pun yang tahu bahwa satu jam lagi, ia masih menghirup nafas. Oleh karena itu, tidak pantas seseorang menunda-nunda amalan. “Oh nanti saja, nanti saja”.

Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu memberi nasehat yang amat bagus :

Jika engkau berada di waktu sore, janganlah menunggu-nunggu waktu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu-nunggu waktu sore. Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Manfaatkan pula masa hidupmu sebelum datang kematianmu” .

Jika tidak sekarang ini, mengapa mesti menunda berhijab besok dan besok lagi. Semoga hal ini menjadikan renungan, dan mudah-mudahan artikel kita kali ini bermanfa’at. Wallohu a’lam…..


fajrifm.com

like dong di fb

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Wassalam Wr. Wb...