~~~PERHATIAN!!! ANDA MEMASUKI KAWASAN ANTI DEMOCRAZY~~~

Jumat, 09 Desember 2011

Ukhti fillah, masihkah kau tidak ingin berjilbab?




Renungan buat Muslimah yang belum ingin menutup auratnya dengan Hijab

Beralasan belum siap berjilbab karena yang penting hatinya dulu diperbaiki?

Kami jawab, ”Hati juga mesti baik. Lahiriyah pun demikian. Karena iman itu mencakup amalan hati, perkataan dan perbuatan. Hanya pemahaman keliru yang menganggap iman itu cukup dengan amalan hati ditambah perkataan lisan tanpa mesti ditambah amalan lahiriyah. Iman butuh realisasi dalam tindakan dan amalan”

Beralasan belum siap berjilbab karena mengenakannya begitu gerah dan panas?

Kami jawab, ”Lebih mending mana, panas di dunia karena melakukan ketaatan ataukah panas di neraka karena durhaka?” Coba direnungkan!

Beralasan lagi karena saat ini belum siap berjilbab?

Kami jawab, ”Jika tidak sekarang, lalu kapan lagi? Apa tahun depan? Apa dua tahun lagi? Apa jika sudah keriput dan rambut ubanan? Inilah was-was dari setan supaya kita menunda amalan baik. Mengapa mesti menunda berhijab? Dan kita tidak tahu besok kita masih di dunia ini ataukah sudah di alam barzakh, bahkan kita tidak tahu keadaan kita sejam atau semenit mendatang. So … jangan menunda-nunda beramal baik. Jangan menunda-nunda untuk berjilbab.”

Perkataan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berikut seharusnya menjadi renungan:

“Jika engkau berada di waktu sore, maka janganlah menunggu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore. Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang sakitmu dan manfaatkanlah hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari no. 6416). Hadits ini menunjukkan dorongan untuk menjadikan kematian seperti berada di hadapan kita sehingga bayangan tersebut menjadikan kita bersiap-siap dengan amalan sholeh.

Allah Ta’ala berfirman,

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)

Subhanallah..

Masihkah kamu ragu wahai Ukhti fillah untuk menutup kemolekan tubuhmu dengan hijab? masihkah? Ingatlah, sesungguhnya api neraka akan membakar tubuh yang kau sajikan untuk lelaki hidung belang, kau bisa beralasan ini dan itu, Demi Allah, sesungghnya, kita tak akan mampu menebak kapan nyawa ini akan diambil oleh Malaikat Maut! Innalillahi waa inna ialaihi rojiun..

Sahabatmu dalam mengingat Allah,
Muhammad Jibriel Abdul Rahman

Jumat, 02 Desember 2011

Tips Menjadi Wanita Sholihah

Jumat 2 Desember 2011 / 6 Muharram 1433
  • IRAN BANGUN SISTEM RUDAL PERTAHANAN BARU
  • RUSIA ANCAM AKAN PASANG RUDAL DI PERBATASAN DENGAN UNI EROPA
  • HUSNI MUBARAK DIKABARKAN KOMA
  • KEMENAG TEGASKAN PESANTREN BUKAN SARANG TERORIS
  • ORGANISASI KEBANGSAAN KAIRO SERUKAN AKSI LONGMARCH JUTAAN MASSA LAWAN YAHUDISASI
  • Newsticker

    Tips Menjadi Wanita Sholihah

    Shodiq Ramadhan | Kamis, 30 September 2010 | 18:25:46 WIB | Hits: 2224 | 0 Komentar

    ungguh mulia wanita yang sholihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan umat.

    Peran wanita sholihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita sholihah ada di belakang para lelaki mukmin di dunia ini, maka kita akan melihat kebangkitan dunia Islam untuk mampu memimpin dunia.



    Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.

    Banyak wanita bisa menjadi sukses, tetapi tidak semua bisa menjadi sholihah. Oleh karena itu, jadikanlah bulan syawal ini sebagai start untuk menata diri kita menjadi wanita sholihah yang akan mendorong suami dan keluarganya untuk semakin beriman dan bertaqwa kepada Alloh Subhaanahu wa Ta’ala, bukan wanita yang menjadi fitnah terbesar bagi kaum laki-laki semakin menjauh dari Alloh dan menyeret mereka ke jurang neraka jahannam.

    Pengertian Wanita Sholihah

    Rasulullah Saw. dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah". (HR. Muslim). Wanita sholihah adalah wanita yang bertaqwa, yaitu yang taat pada Alloh dan RosulNya. Wanita yang bertaqwa adalah selalu melaksakan segala perintah Alloh dan RasulNya dan menjauh diri dari segala hal yang dilarang oleh Alloh dan RasulNya. Jadi sholihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah, baik sebagai seorang anak, seorang istri, anggota masyarakat, dll.

    Wanita sholihah akan selalu berusaha melaksanakan syariat Islam dengan sepenuh kekuatan imannya. Dia akan mendekatkan diri kepada Alloh (taqorrub ilalloh) dengan memperbanyak ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah, menghiasai dirinya dengan akhlaqul karimah, bergaul dengan sesame manusia dengan muamalah yang sesuai syariat Islam, serta selalu memelihara diri agar tidak berbuat maksiyat (perbuatan yang dilarang Alloh dan RosulNya).

    Rosululloh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam juga berwasiat untuk memilih wanita yang memilki dien (agama) yang baik sebagai ukuran kesholihan seorang wanita. Bukan kecantikan, kedudukan, atau hartanya. Dari Abu Huroiroh Rhodiyalloohu ‘Anhu bahwa Rosululloh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan karena dien (agama)-nya. Maka pilihlah yang memiliki dien maka engkau akan beruntung.” [HR. Bukhori dan Muslim]


    Kriteria Wanita Sholihah

    Wanita sholihah menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Ia mampu memelihara rasa malu sehingga segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Wanita sholihah terlihat dari perbuatannya selalu berusaha sesuai dengan syariat Islam, yaitu sesuai Al Qur’an dan hadits nabi.

    Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita sholihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya dan menutup auratnya.

    “……….. maka wanita sholihah ialah yang taat kepada Alloh serta memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Oleh karena Alloh telah memelihara (mereka) …………” [QS. An-Nisa’: 34]

    Wanita sholihah akan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya,

    Kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah). Wajahnya bercahaya terbasuh air wudhu. Bibirnya penuh dzikir kepada Allah. Matanya banyak membaca Al-Quran dan tanda=tanda kebesaran alloh di alam ini. Bila berbicara selalu menjaga kata-katanya sehingga penuh makna, agar tidak termasuk perbuatan sia-sia. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi.

    Wanita sholihah bersikap qonaah dengan mensyukuri nikmat Alloh apapun adanya, dan tidak kufur nikmat. Jiwanya tenang (muthmainnah) sehingga menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya dan berusaha tidak menyakitkan hati orang-orang disekelilingnya.

    Teladannya adalah para istri Rasulullah Saw dan para sahabat wanita. Seperti Aisyah yang terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak. Siti Khadijah adalah figur istri sholihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau rela berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Kesholihahan Khadijah dikenang terus oleh suaminya, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah meskipun sudah meninggal.
    Dalam pergaulan dengan lawan jenis wanita selalu menjaga sikapnya dengan menutup aurat, tidak berkhalwat, tidak curhat, berusaha agar tidak bercampur baur di setiap tempat, hanya berinteraksi dengan lawan jenis selama ada keperluan saja dan membatasi dalam hal ilmu dan dakwah.

    Sebagai seorang istri ingat akan hadits dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: “Nabi Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam ditanya, ‘Siapakah wanita yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘(Sebaik-baik wanita) adalah yang menyenangkan (suami)-nya jika ia melihatnya, manaati (suami)-nya jika ia memerintahnya, dan tidak menyelisihi (suami)-nya dalam hal yang dibenci suami pada dirinya dan harta suaminya’.” [HR. Ahmad, Al-Hakim, An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubro, dan Ath-Thobroni).

    Wanita sholihah akan selalu mengingat nasehat seorang ibu Umamah binti Harits kepada putrinya dimalam pernikahan sang putri tercinta untuk tunduk berkhidmat kepada suami disertai dengan qo na’ah; memperhatikan ucapan suami disertai dengan to’ah (taat); menjaga mata dan hidung suami dari melihat sesuatu yang jelek dari istri dan jangan tercium olehnya kecuali sesuatu yang harum dan wangi; memperhatikan waktu makan dan tidurnya karena rasa lapar dapat menimbulkan emosi dan kurang tidur bisa mengundang amarah; mengaturlah harta suami dengan baik dan pergaulilah keluarganya sebaik mungkin; tidak melakukan maksiat dan menentangnya, tidak membeberkan rahasianya, tidak menampakkan kegembiraan jika suami sedang bersedih dan jangan pula menampakkan kesedihan bila suami sedang gembira.

    Wanita sholihah selalu berusaha meninggalkan laranganNya, berusaha menghindari yang makruh dan sungguh-sungguh menjauhi yang haram. Namun bukan berarti ia tak pernah melakukan kesalahan dan dan luput dari perbuatan dosa, karena tidak ada di muka bumi ini orang yang tak penah berdosa sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW yang artinya : “Setiap anak Adam pernah melakukan perbuatan dosa, dan sebaik-baiknya orang yang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang bertaubat”. Sebagai manusia biasa, ia terkadang terjerumus pada perbuatan maksiat, akan tetapi ia akan cepat bertaubat dari kesalahannya dan bersegera menuju ampunan Allah (Qs 3 : 135).

    Wanita sholihah menjauhkan diri dari perbuatan syirik baik kecil apalagi besar. Tidak minta kepada kuburan atau pohon beringin, tidak memberi sesajen, tidak kedukun, tidak pakai jimat dan susuk, atau perbuatan syirik lainnya yang dapat menghapus amal shaleh (QS 4 : 116)

    Wanita sholihah adalah wanita yang taat, patuh dan berbakti kepada kedua orang tuanya (Qs Al-Israa’ ayat 23-24, Qs 31 : 13-15)
    Wanita sholihah terlihat selalu aktif dalam kegiatan dakwah dan amar makruf nahi mungkar.

    Tips Menjadi Wanita Sholihah

    Wanita sholihah bisa terbentuk dari faktor keturunan, pola pendidikan, lingkungan dan keteladanan. Maka perhatikanlah 4 hal tsb untuk menjadi wanita sholihah. Tetapi yang terpenting adalah dia selalu sadar bahwa dirinya adalah hamba Alloh, yang akan diawasi dan dipertanggungjawabkan seluruh tingkah lakunya.

    Romadhon adalah bulan latihan untuk menjadi orang bertaqwa, maka berbuatlah seakan-akan bulan romadhon sepanjang tahun. Yaitu menahan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Alloh SWT. Berpuasa matanya, mulutnya, tangannya, telinganya, kakinya. Ia akan selalu ngat pada hari akhir nanti dimana mulut dikunci, yang bicara adalah amalnya selama didunia.

    Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. “Seseorang dilihat dari teman-teman di sekelilingnya."

    Membersihkan hatinya dari segala penyakit hati, dengan memperbanyak zikir dan beribadah sunnah.

    Selalu belajar untuk menambah ilmu yang bermanfaat, terutama ilmu tauhid dan syariat. Sehingga wawasannya dan pengetahuan agamanya bertambah, dan digunakan untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya. Selamat berjuang menjadi wanita sholihah!. (Ummu Hafidz)

    Kamis, 24 November 2011

    Kisah Nyata: Kisah seorang istri yang shalihah


    Usia istri Yaqin masih sangat muda, sekitar 19 tahun. Sedangkan usia Yaqin waktu itu sekitar 23 tahun. Tetapi mereka sudah berkomitmen untuk menikah.

    Istrinya Yaqin cantik, putih, murah senyum dan tutur katanya halus. Tetapi kecantikannya tertutup sangat rapi. Dia juga hafal Al-Qur’an di usia yang relatif sangat muda , Subhanallah…

    Sejak awal menikah, ketika memasuki bulan kedelapan di usia pernikahan mereka, istrinya sering muntah-muntah dan pusing silih berganti… Awalnya mereka mengira “morning sickness” karena waktu itu istrinya hamil muda.

    Akan tetapi, selama hamil bahkan setelah melahirkanpun istrinya masih sering pusing dan muntah-muntah. Ternyata itu akibat dari penyakit ginjal yang dideritanya.

    Satu bulan terakhir ini, ternyata penyakit yang diderita istrinya semakin parah..

    Yaqin bilang, kalau istrinya harus menjalani rawat inap akibat sakit yang dideritanya. Dia juga menyampaikan bahwa kondisi istrinya semakin kurus, bahkan berat badannya hanya 27 KG. Karena harus cuci darah setiap 2 hari sekali dengan biaya jutaan rupiah untuk sekali cuci darah.

    Namun Yaqin tak peduli berapapun biayanya, yang terpenting istrinya bisa sembuh.

    Pertengahan bulan Ramadhan, mereka masih di rumah sakit. Karena, selain penyakit ginjal, istrinya juga mengidap kolesterol. Setelah kolesterolnya diobati, Alhamdulillah sembuh. Namun, penyakit lain muncul yaitu jantung. Diobati lagi, sembuh… Ternyata ada masalah dengan paru-parunya. Diobati lagi, Alhamdulillah sembuh.

    ***

    Suatu ketika , Istrinya sempat merasakan ada yang aneh dengan matanya. “Bi, ada apa dengan pandangan Ummi?? Ummi tidak dapat melihat dengan jelas.” Mereka memang saling memanggil dengan “Ummy” dan ” Abi” . sebagai panggilan mesra. “kenapa Mi ?” Yaqin agak panik “Semua terlihat kabur.” Dalam waktu yang hampir bersamaan, darah tinggi juga menghampiri dirinya… Subhanallah, sungguh dia sangat sabar walau banyak penyakit dideritanya…

    Selang beberapa hari, Alhamdulillah istri Yaqin sudah membaik dan diperbolehkan pulang.

    Memasuki akhir Ramadhan, tiba-tiba saja istrinya merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya, sangat sakiiit. Sampai-sampai dia tidak kuat lagi untuk melangkah dan hanya tergeletak di paving depan rumahnya.

    ***

    “Bi, tolong antarkan Ummi ke rumah sakit ya..” pintanya sambil memegang perutnya…

    Yaqin mengeluh karena ada tugas kantor yang harus diserahkan esok harinya sesuai deadline. Akhirnya Yaqin mengalah. Tidak tega rasanya melihat penderitaan yang dialami istrinya selama ini.

    Sampai di rumah sakit, ternyata dokter mengharuskan untuk rawat inap lagi. Tanpa pikir panjang Yaqin langsung mengiyakan permintaan dokter.

    “Bi, Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an, tapi penglihatan Ummi masih kabur. Ummi takut hafalan Ummi hilang.”

    “Orang sakit itu berat penderitaannya Bi. Disamping menahan sakit, dia juga akan selalu digoda oleh syaitan. Syaitan akan berusaha sekuat tenaga agar orang yang sakit melupakan Allah. Makanya Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an agar selalu ingat Allah.

    Yaqin menginstal ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah handphone. Dia terharu melihat istrinya senang dan bisa mengulang hafalannya lagi, bahkan sampai tertidur. Dan itu dilakukan setiap hari.

    “Bi, tadi malam Ummi mimpi. Ummi duduk disebuah telaga, lalu ada yang memberi Ummi minum. Rasanya enaaak sekali, dan tak pernah Ummi rasakan minuman seenak itu. Sampai sekarangpun, nikmatnya minuman itu masih Ummi rasakan”

    “Itu tandanya Ummi akan segera sembuh.” Yaqin menghibur dirinya sendiri, karena terus terang dia sangat takut kehilangan istri yang sangat dicintainya itu.

    Yaqin mencoba menghibur istrinya. “Mi… Ummi mau tak belikan baju baru ya?? Mau tak belikan dua atau tiga?? Buat dipakai lebaran.”

    “Nggak usah, Bi. Ummi nggak ikut lebaran kok” jawabnya singkat. Yaqin mengira istrinya marah karena sudah hampir lebaran kok baru nawarin baju sekarang.

    “Mi, maaf. Bukannya Abi nggak mau belikan baju. Tapi Ummi tahu sendiri kan, dari kemarin-kemarin Abi sibuk merawat Ummi.”

    “Ummi nggak marah kok, Bi. Cuma Ummi nggak ikut lebaran. Nggak apa-apa kok Bi.”

    ”Oh iya Mi, Abi beli obat untuk Ummi dulu ya…??” Setelah cukup lama dalam antrian yang lumayan panjang, tiba-tiba dia ingin menjenguk istrinya yang terbaring sendirian. Langsung dia menuju ruangan istrinya tanpa menghiraukan obat yang sudah dibelinya.

    ***

    Tapi betapa terkejutnya dia ketika kembali . Banyak perawat dan dokter yang mengelilingi istrinya.

    “Ada apa dengan istriku??.” tanyanya setengah membentak. “Ini pak, infusnya tidak bisa masuk meskipun sudah saya coba berkali-kali.” jawab perawat yang mengurusnya.

    Akhirnya, tidak ada cara lain selain memasukkan infus lewat salah satu kakinya. Alat bantu pernafasanpun langsung dipasang di mulutnya.

    Setelah perawat-perawat itu pergi, Yaqin melihat air mata mengalir dari mata istrinya yang terbaring lemah tak berdaya, tanpa terdengar satu patah katapun dari bibirnya.

    “Bi, kalau Ummi meninggal, apa Abi akan mendoakan Ummi?” “Pasti Mi… Pasti Abi mendoakan yang terbaik untuk Ummi.” Hatinya seakan berkecamuk. “Doanya yang banyak ya Bi” “Pasti Ummi” “Jaga dan rawat anak kita dengan baik.”

    Tiba-tiba tubuh istrinya mulai lemah, semakin lama semakin lemah. Yaqin membisikkan sesuatu di telinganya, membimbing istrinya menyebut nama Allah. Lalu dia lihat kaki istrinya bergerak lemah, lalu berhenti. Lalu perut istrinya bergerak, lalu berhenti. Kemudian dadanya bergerak, lalu berhenti. Lehernya bergerak, lalu berhenti. Kemudian matanya…. Dia peluk tubuh istrinya, dia mencoba untuk tetap tegar. Tapi beberapa menit kemudian air matanya tak mampu ia bendung lagi…

    Setelah itu, Yaqin langsung menyerahkan semua urusan jenazah istrinya ke perawat. Karena dia sibuk mengurus administrasi dan ambulan. Waktu itu dia hanya sendiri, kedua orang tuanya pulang karena sudah beberapa hari meninggalkan cucunya di rumah. Setelah semuanya selesai, dia kembali ke kamar menemui perawat yang mengurus jenazah istrinya.

    “Pak, ini jenazah baik.” kata perawat itu. Dengan penasaran dia balik bertanya. “Dari mana ibu tahu???” “Tadi kami semua bingung siapa yang memakai minyak wangi di ruangan ini?? Setelah kami cari-cari ternyata bau wangi itu berasal dari jenazah istri bapak ini.” “Subhanalloh…”

    Tahukah sahabatku,… Apa yang dialami oleh istri Yaqin saat itu? Tahukah sahabatku, dengan siapa ia berhadapan? Kejadian ini mengingatkan pada suatu hadits

    “Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejap pun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).(HR Imam Ahmad, dan Ibnu Majah).

    ***

    “Sungguh sangat singkat kebersamaan kami di dunia ini , akan tetapi sangat banyak bekal yang dia bawa pulang. Biarlah dia bahagia di sana” Air matapun tak terasa mengalir deras dari pipi Yaqin.

    Subhanallah…

    sumber: kafemuslimah

    Kamis, 10 November 2011

    wanita ahli surga


    Sangat penting bagi seorang laki-laki untuk mengerti kualitas dan sifat-sifat seorang wanita sebelum dia dipertimbangkan sebagai seorang istri.

    Dilaporkan dalam Musnad Imam Ahmad, dari Sa’ad bin Abi Waqqas Radliallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

    “Tiga sebab kebahagiaan anak Adam dan tiga hal penyebab penderitaan. Penyebab kebahagiaan anak Adam adalah : (1) Istri yang baik, (2) Rumah yang bagus dan (3) Kendaraan yang bagus. Hal yang menyebabkan menderita : Istri yang jelek, rumah yang buruk dan kendaraan yang buruk.”

    Dilaporkan juga dalam Shahih al-Jaami’ bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

    “Empat hal yang menyebabkan kebahagiaan: (1) Istri yang baik, (2) Rumah yang bagus, (3) Tetangga yang baik, dan (4) Kendaraan yang bagus. Empat hal yang menyebabkan menderita: Istri yang buruk, tetangga yang buruk, kendaraan yang jelek dan rumah yang sempit/kecil.”

    Sangat penting dan perlu atas seorang laki-laki untuk melihat seorang wanita yang bisa menjadi istri yang baik dan ibu yang baik bagi anak-anaknya (di masa depan). Dalam hadits lain diriwayatkan bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

    “Dunia (hidup di dunia ini) adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan di dunia ini adalah istri yang baik (sholehah).” (Shahih Muslim, Kitab 14, Bab 17, Hadits No. 1467)

    Saat ini sangat sulit untuk menemukan istri yang baik karena dia merupakan harta benda yang jarang ditemukan. Diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dari Ibnu ‘Abbas Radliallahu Anhu, bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam ditanya oleh Umar bin al-Khattab Radliallahu Anhu:

    “Akan aku informasikan kepadamu harta benda yang terbaik yang bisa seseorang dapatkan, yaitu istri yang baik (shalehah). Ketika dia (suaminya) melihatnya dia akan membuatnya senang dan ketika dia diperintah maka akan patuh dan ketika dia ditinggal (jauh dari suami) maka akan menjaga dirinya.”

    Hadits ini merupakan pernyataan yang jelas bahwa istri yang baik adalah orang (1) yang membuat senang dan bahagia hati suami ketika suaminya melihatnya, (2) mematuhi suaminya ketika dia memerintah mengerjakan sesuatu, dan (3) melindungi kehormatannya, rahasianya, keluarga (anak-anak) dan hartanya ketika suami tidak ada di sisinya.

    Diriwayatkan dalam Shohih al-Jaami’ bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

    “Hati yang bersyukur, lisan yang mengingat Allah Subhanahu wa Taála dan istri yang baik (zaujah shalihah) yang akan menolong kamu dalam urusan hidupmu dan agamamu, inilah harta benda terbaik yang dapat dimiliki manusia.”

    Sangat penting bagi seorang wanita-orang yang akan menjadi istrimu dan membantu kamu menegakkan dien (agama) memiliki sifat-sifat dan kualitas tersebut sebelum kamu mempertimbangkan/memutuskan untuk menikahinya.

    Allah Subhanahu wa Taála meminta kita untuk menikah dengan orang yang baik, shalehah dan bertaqwa:

    Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS An-Nur: 32).

    Dalam ayat lain, Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman tentang sifat-sifat wanita jannah (surga):

    “Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah Subhaanahu Wa Ta’ala telah memelihara (mereka).” (QS An-Nisaa’: 34)

    Shalihat artinya mereka adalah wanita yang baik agamanya. Qaanitaat artinya mereka patuh terhadap suaminya. Dan Haafizaat lil-Ghaib artinya mereka menjaga harta, kekayaan, anak-anak suaminya dan seterusnya tatkala suaminya pergi.

    Dilaporkan dalam Mu’jam ath-Thabraani al-Kabiir dan Shahih al-Jaami’, dari Abdullah bin Salaam Radliallahu Anhu bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

    “Wanita yang terbaik adalah wanita yang menyenangkan kamu tatkala kamu melihatnya, mematuhimu ketika kamu memerintahnya, menjaga dirinya sendiri (kesuciannya) dan harta kamu dalam ketiadaan kamu.”

    Wanita yang patuh (taat) kepada Allah, Rasul-Nya dan suaminya maka tidak diragukan lagi dia layak mendapatkan jannah. Dilaporkan dalam Musnad al-Imaam Ahmad bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda :

    “Jika seorang wanita menegakkan sholat 5 waktunya, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kesuciannya dan mematuhi suaminya, maka akan dikatakan kepadanya (di hari pengadilan), masuklah ke dalam surga dari pintu yang kamu sukai.”

    Oleh karena itu, sifat-sifat dari wanita yang baik yang telah disebutkan oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dan Rosul-Nya adalah:

    * Shaalihat, mereka melaksanakan dien dan memiliki dien/agama yang baik

    * Qaanitaat (mutii’aat), patuh kepada suaminya sepanjang dia tidak memerintahkan untuk tidak patuh kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.

    * Menjaga diri mereka tatkala suaminya tidak ada

    * Menjaga harta, kekayaan dan anak-anak suami

    * Membahagiakan hati suami (yaitu dengan aktif untuk menyayangi dan bersosialisasi dengannya)

    Dilaporkan bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda :

    “Wanita (pada umumnya) dinikahi karena 4 hal : karena hartanya, karena statusnya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang baik agamanya, maka tanganmu akan dipenuhi dengan pasir-pasir (kebaikan).” (Shahih Muslim, Hadist No. 1466)

    “Taribat Yadaak” (maka tanganmu akan dipenuhi dengan pasir) artinya bahwa jika seseorang memilih seorang wanita yang memiliki kebaikan dien dalam pernikahan mereka maka tangan mereka akan dipenuhi kebaikan dan mereka menjaga diri mereka dari sesuatu yang tidak menyenangkan hidup.

    Jika seorang wanita memiliki agama yang baik, maka dia akan membawa ketenangan di rumahnya dan akan menyebabkan kebahagiaan pada suaminya. Dia akan menjadi lahan yaitu melahirkan anak-anak yang baik dan mereka akan mewarisi sifat-sifatnya dan karakter-karakternya. Bagaimanapun, jika dia menyimpang maka anak-anaknya akan mewarisi karakternya yang buruk dan personalitasnya, pernikahan akan mengalami petaka kegagalan, adapun suami akan gagal memenuhi apa yang diperintahkan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala yaitu untuk memilih wanita yang baik.

    Wanita yang baik akan selalu menyesuaikan apa yang dia katakan dengan lakukan, dia adalah penjaga harta suaminya, rahasianya, kehormatan dan reputasinya. Reputasinya sebagai seorang wanita yang baik akan membawa kehormatan kepada keluarga.

    Tidak diragukan, kecantikan, karakternya, personalitas, ketaqwaan dan agamanya melebihi kecantikan wajah dan fisiknya yang nampak. Hal tersebut akan tinggal selamanya. Adapun kalau kecantikan wajah maka akan berubah (yaitu kerena faktor usia) hanya dalam ukuran tahun.

    Untuk wanita yang buruk akhlaqnya, kalau dia tua maka dia akan mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia masih muda dan merasa seperti wanita-wanita yang berumur belasan tahun. Dia tidak akan punya waktu untuk membaca Al-Qur’an, mengurus anak-anak atau bahkan suaminya. Sebaliknya dia akan berada di depan kaca, menggunakan make-up, dan mencoba menyembunyikan keriput dan noda-noda di wajahnya.

    Wanita yang baik, akan selalu ingat akan tanggung jawab terhadap suaminya dan kewajibannya kepada Allah. Dia akan selalu mengingatkannya untuk sholat, mendorongnya untuk berdakwah dan mendukung jihad serta mengerjakan kewajiban-kewajibannya tanpa diminta. Jika suaminya baik maka suaminya akan memenuhi kebutuhannya dan memperhatikannya, dia tidak akan pernah melirik wanita lain karena istrinya tertambat di dalam hatinya.

    Abdullah bin Rawaahah Radliallahu Anhu memiliki seorang budak hitam. Dia pernah memukulnya dan kemudian dia merasa bersalah karena telah melakukannya. Dia kemudian pergi menemui Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam dan mengatakan kepadanya apa yang terjadi. Nabi bertanya kepada Abdullah tentang gambaran karakternya. Abdullah menginformasikan kepada Nabi Salallahu Alaihi Wasallam bahwa dia (budak wanitanya) berpuasa, sholat dan mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah. Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bertanya lagi, “Berarti dia adalah seorang yang beriman.” Abdullah Radliallahu Anhu berkata, “Saya akan pergi untuk membebaskannya dan menikahinya.”

    Ada beberapa orang yang mulai mencela Abdullah karena menikahi seorang budak wanita, karena mereka masih sering melirik orang-orang kafir untuk mereka nikahi. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala kemudian menurunkan ayat :

    “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik daripada wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.” (QS. Al-Baqarah, 2:221)

    Dilaporkan juga bahwa ayat ini diturunkan berkaitan dengan wanita berkulit hitam yang berada di bawah kekuasaan Hudaifah bin al-Yaman Radliallahu Anhu. Hudaifah berkata kepada Khansaa’, budak wanitanya : “Wahai Khansaa’, Allah telah berfirman tentang kamu. Oleh karena itu, saya akan membebaskanmu, kemudian menikahimu.”

    Dalam ayat ini subyek utamanya adalah agama yang baik. Kecantikan tubuh atau wajah bersifat subyektif tiap orang. Beberapa orang menyukai wanita dengan hidung yang mancung, yang lainnya menyukai wanita dengan hidung yang pendek. Beberapa orang juga menyukai wanita yang bermata lebar, adapun yang lain lebih tertarik pada wanita yang bermata sipit. Beberapa laki-laki menyukai wanita yang besar, yang lainnya menyukai yang langsing. Beberapa diantaranya menyukai wanita yang pendek, yang lainnya suka yang tinggi. Jadi kecantikan itu tergantung mata yang melihat. Apakah keumuman setiap laki-laki menyukai wanita yang baik agamanya, personalitas dan karakternya? Atau lebih menyukai wanita yang cantik di luar sana akan tetapi dia suka menyumpah, berteriak-teriak dan memiliki karakter yang buruk?

    Dilaporkan dalam Shohih Bukhori bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

    “Tiga orang yang akan mendapatkan pahala ganda yaitu:

    (1) Seseorang dari golongan ahlul kitab (Yahudi atau Nasrani) yang beriman kepada nabinya (Isa atau Musa) kemudian beriman kepada Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam (yaitu masuk Islam).

    (2) Seorang budak yang memenuhi kewajibannya kepada Allah dan juga kepada majikannya.

    (3) Seorang majikan (pemilik budak) yang memiliki budak wanita kemudian mengajarinya jalan yang terbaik (dien/agama), membebaskannya kemudian menikahinya. Bagi dirinya (orang majikan tersebut) akan mendapatkan 2 pahala.”

    (Kitab Ilmu, Bab 31, Hadist No. 97).

    Pasangan yang terbaik dalam hidup ini adalah wanita yang beriman (muslim) dengan kebaikan agamanya maka ia akan dapat menolong suaminya untuk menempuh kehidupan yang sesuai dengan Islam.

    Istri yang baik adalah seperti Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu Anhu, istri Nabi Salallahu Alaihi Wasallam, wanita yang mengimaninya ketika orang-orang mengkufurinya; mempercayainya ketika orang-orang tidak mempercayainya; menerima apa yang beliau katakan ketika orang-orang mengingkarinya; melindunginya ketika beliau membutuhkannya; menolongnya ketika orang-orang mencoba untuk mencelakakannya. Khadijah mendampinginya dalam kehidupan yang susah maupun senang.

    Wanita yang baik adalah seperti Asma’ binti Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, wanita yang sangat bangga akan agamanya. Dia mengirimkan anak laki-lakinya ke jalan surga dengan syahid, dan dia mendorongnya untuk berdiri teguh di depan Thaghut sampai mati dengan kematian yang mulia.

    Istri yang baik adalah seperti Shafiyyah binti Abdil Muthalib Radhiyallahu Anhu, wanita yang sibuk ke medan perang untuk memerangi Yahudi yang ingin menyerang kehormatan orang-orang yang beriman.

    Istri yang baik adalah seperti Sahaabiyyah Khansaa’ Radhiyallahu Anhu, wanita yang mengirim semua anak laki-lakinya yang berjumlah 4 untuk pergi berjihad. Ketika datang berita bahwa keempat anak laki-lakinya syahid, dia berkata: “Terima kasih ya Allah karena telah menjadikan mereka semua syahid dan aku berdo’a agar aku dapat bertemu dengan mereka di hari pengadilan nanti!”

    Istri yang baik adalah Waluud yang artinya dia ingin memiliki anak. Dia bukanlah seseorang yang mengatakan, “Aku ingin menjaga penampilanku dan tidak ingin memiliki anak.” Istri yang baik adalah orang yang ingin memiliki banyak anak.

    Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

    “Menikahlah dan perbanyaklah anak-anakmu, sesungguhnya aku akan membanggakan kamu di hari pengadilan nanti.” (Shahih al-Jaami’, Hadist No. 3366)

    Jadi tujuan dari pernikahan bukan hanya untuk memperoleh kenikmatan akan tetapi juga untuk meneruskan ras manusia.

    Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:

    “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS Al-Kahfi: 46)

    Allah Subhaanahu Wa Ta’ala juga berfirman:

    “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali Imran: 14)

    Ada banyak hal yang diingini oleh manusia-manusia: wanita, anak-anak, emas, perak (harta), kuda dan seterusnya; akan tetapi apa yang Allah Subhanahu wataála berikan kepada kita di akhirat adalah jauh lebih baik.

    Dalam Surat Maryam dikatakan bahwa Zakariyyah Alaihi Salam memohon kepada Allah:

    “Ia berkata: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” (QS Maryam: 4-6)

    Jadi alasan menikah adalah memiliki anak. Inilah kenapa sangat penting bagi wanita untuk memahami hal ini sebelum dia menikah, yaitu dia diharapkan untuk memiliki anak, bukan untuk menyelesaikan pendidikannya atau belajar mengendarai mobil.

    Jika dia tidak tahu bagaimana cara untuk memasak, bersih-bersih, mencuci atau menjahit, tidak juga ingin memiliki anak, lantas untuk apa dia sebagai seorang istri?

    Wanita yang baik adalah yang lembut, bijaksana dan lemah lembut. Jika suaminya berbicara kepadanya, dia tidak membantah atau berteriak kembali kepadanya. Sekiranya dia seorang istri, dia bukanlah pegulat atau petinju.

    Mukmin yang baik, suami yang baik dan istri yang baik akan meminta dan memohon kepada Allah agar dianugerahi anak yang sholeh:

    “Dan orang orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Furqaan: 74)

    Bahkan malaikat-malaikat beristighfar dan memohonkan ampun kepada Allah untuk manusia, istrinya dan anak-anaknya serta menjadikan mereka bahagia:

    “Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” ( QS Al-Mu’min : ayat 8 )

    Kenikmatan dunia adalah istri dan anak. Jika seorang wanita tidak bisa melahirkan anak disebabkan dia sakit maka ini bukanlah kekuasaan-Nya. Akan tetapi jika dia sangat menginginkan untuk memiliki anak maka dia adalah wanita yang baik agamanya. Dia tidak harus cantik (sesuai dengan pandangan beberapa orang), akan tetapi dia dapat menawan hati suaminya dengan karakternya dan personalitasnya. Daripada menggunakan kecantikannya akan tetapi di setiap waktu dia berbicara dengan suara seperti George Bush atau Khaddafi.

    Dilaporkan dalam Sunan Abu Dawud bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam dan berkata kepadanya, “Aku mencintai seorang wanita yang baik nama (statusnya) yaitu cantik, akan tetapi tidak bisa punya anak. Apakah anda menyarankan aku untuk menikah dengannya?” Nabi Salallahu Alaihi Wasallam berkata, “Jangan.” Laki-laki tadi datang kembali 2 kali akan tetapi setiap kesempatan Nabi Salallahu Alaihi Wasallam menjawabnya, “Jangan.” Setelah waktu yang ketiga kalinya Nabi Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

    “Nikahilah wanita yang waduud (patuh, takut kepada suami) dan waluud (bisa punya anak). Aku akan membanggakan kamu (di hari pengadilan nanti).” (Sunan Abu Dawud, Kitabun Nikaah, Hadist No. 2050)

    Wanita yang waluud yaitu bisa punya anak dan memiliki kesehatan yang bagus. Biasanya jika ibunya atau bibinya punya anak banyak maka dia akan mampu memiliki anak juga.

    Wanita yang waduud adalah wanita yang bijaksana dan baik terhadap suaminya. Dia tersenyum kepadanya, berbicara dengan bijak dan ingin suaminya menjadi bahaga. Dia akan tersenyum dengan cinta dan kasih sayang.

    Dilaporkan dalam hadits shahih al-Bukhori bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

    “Di antara semua wanita-wanita yang menunggang onta (yaitu wanita-wanita Arab); wanita dari Bani Quraisy adalah yang terbaik. Mereka penyayang dan baik hati terhadap anak-anak mereka dan penjaga terbaik atas kekayaan suami mereka.” (Al-Bukhari, Kitab 60, Bab 46, Hadist No. 3434)

    Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam menggambarkan mereka sebagai yang terbaik karena mereka lemah lembut dan baik hati terhadap anak-anak mereka dan secara otomatis akan disayang dan diridhai suami mereka.

    Wanita yang baik adalah penjaga dan pelindung harta kekayaan dan rahasia-rahasia suami mereka. Apa yang suaminya katakan terhadapnya secara pribadi, dia tidak seharusnya mempublikasikan atau mengatakan kepada temannnya.

    Mudah untuk mendapatkan suami yang baik saat ini, akan tetapi tidak mudah untuk mendapatkan istri yang baik.

    Istri yang baik akan mengikuti pendapat (hukum) dari suaminya, bukan dengan pendapatnya sendiri. Dia tidak akan mengatakan kepadanya, “Kamu dapat merayakan I’ed hari ini, akan tetapi aku akan merayakannya besok.”

    Seorang suami tidak akan pernah hidup dalam ketenangan jika menikah dengan wanita yang agamanya sesat, seorang Habashi, Deobandi atau Tahriiri. Inilah kenapa begitu penting bagi dirinya untuk menikahi seorang wanita yang mengikuti pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (mengikuti nabi dan sahabat-sahabatnya).

    Keduanya idealnya memiliki agama yang sama dan aqidah (keyakinan) yang sama. Jika seorang istri mengimani bahwa Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, sementara suaminya mengimani bahwa Allah ada dimana-mana, maka akan selalu terjadi perselisihan pendapat dan debat argumen, adapun pernikahannya tidak akan bisa melakukan kerjasama diantara keduanya.

    Agama yang baik bukan hanya shalat atau berpuasa. Jika seorang laki-laki memiliki agama yang baik, dia akan mengimani bahwa Yahudi dan Nasrani adalah kafir, dan jika wanita memiliki agama yang buruk maka dia akan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman.

    Lebih lanjut, wanita tersebut akan mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah negara sekuler, dimana pikiran-pikiran mereka akan diracuni dengan pemikiran kufur.

    Jika seorang laki-laki menikah dengan seorang wanita Barelwi atau pelaku bid’ah maka istrinya akan mengajarkan anak-anaknya untuk menyembah kuburan dan meminta bantuan dari orang yang sudah meninggal dunia.

    Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:

    “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Ruum: 21)

    Bagaimana mungkin akan ada ketenangan dalam pernikahan jika istrinya menekan suaminya untuk membelikannya baju-baru baru, sepatu berhak tinggi, tas dan barang-barang perhiasan setiap hari? Setiap hari dia butuh waktu berjam-jam untuk bermake-up (berhias) dan jika suaminya mengomentarinya mengenai satu hal maka dia akan membuat hidup suaminya sedih. Itu bukanlah sifat seorang istri yang seharusnya.

    Wanita butuh untuk meraih cinta dari suaminya dan menginginkan untuk dapat meraih surga melaui taat pada suaminya. Dia akan memasak untuknya, membersihkan baju-bajunya, menyetrika pakaian-pakaiannya dan menyiapkan makanan. Dia bukanlah seorang budak atau pembantu, akan tetapi ini adalah peran normal dari seorang istri.

    Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:

    “Aku akan informasikan kepadamu tentang wanita ahli surga! (mereka adalah) waduud (penuh kasih sayang dan sayang kepada suami mereka), waluud (subur) dan bermanfaat. Jika dia berpamitan kepadamu maka dia akan mengatakan, “Disini tanganku yang ada dalam tanganmu. Saya tidak bisa tidur hingga kamu senang.” (Shohih al-Jaami’)

    Hadits ini menggambarkan seorang wanita jannah (surga) yang digambarkan sebagai seorang yang tidak akan beranjak tidur (setelah berpamitan kepada suaminya) hingga dia memegang tangannya dan berkata, “Saya akan beranjak tidur hingga kamu ridha terhadapku.” Atau hingga dia dimaafkan. Di manakah macam wanita jenis ini sekarang ini? Sekarang, jika suami berpamitan kepada istrinya maka istrinya akan mengatakan kepadanya pergilah ke neraka dan membuat suaminya tidur dalam kebun.

    Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam menyarankan para pengikut-pengikutnya untuk menikah dengan wanita yang perawan. Konsep ini memberi tekanan bagi seorang wanita agar mempertimbangkan dengan benar masalah perceraian karena dia akan mengetahui bahwa akan sulit baginya untuk menikah lagi.

    Inilah salah satu cara bahwa Islam melindungi keluarga; seorang istri tidak bisa lari hanya karena dia tidak memiliki televisi (sebagai contoh) karena dia tahu bahwa perceraian adalah sebuah pantangan dalam pernikahan.

    Saat ini jika seorang suami mencoba menasehati dispilin kepada istrinya maka istrinya akan berteriak kepadanya atau berpikir bahwa suaminya mencoba untuk mengontrolnya.

    Lebih lanjut jika dia (suaminya) berpamitan kepada istrinya maka dia tidak akan menemaninya karena dia pergi untuk melihat TV dan melihat laki-laki lain yang dia sukai.

    Pada masa lalu, seorang ibu menasehati anak perempuannya, “Jadilah sebagai pembantu/hambanya, maka dia akan menjadi hambamu. Jadilah lahannya, dan dia akan menjadi akarmu.”

    Mari kita berdoa kepada Allah semoga pelajaran ini dapat memberi pencerahan atas kriteria untuk memilih patner yang baik. Selalu perhatikanlah kebaikan agamanya karena orang yang mengetahui hukum syari’ah maka diapun juga akan mengetahui mana yang halal dan yang haram. (Redaksi-HASMI//Mjr).

    .:: Wallahu Taála Álam ::.


    Senin, 17 Oktober 2011

    REPOTNYA WANITA YANG TIDAK BERHIJAB

    REPOTNYA WANITA YANG TIDAK BERHIJAB


    Orang2 awam menyangka wanita yang berhijab itu lebih repot/ribet dan kesulitan dibandingkan dengan wanita yang tidak berhijab. Padahal justru Wanita yang tidak berhijab sebenarnya lebih kesulitan dan lebih repot dibandingkan dengan wanita yang berhijab.

    Perlu bukti?

    - Ketika mau keluar rumah (ke pasar, kantor, kondangan, dll), wanita yang tidak berhijab akan direpotkan dengan make up atau merias wajah, rambut, dll, dan itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bisa setengah jam, atau sejam. Berbeda dengan wanita yang berhijab ketika akan keluar rumah, cukup mengenakan hijabnya atau cadarnya, sudah jadi...hanya sekitar 5 menit saja.

    - Ketika duduk di tempat umum, wanita yang tidak berhijab akan sangat kerepotan, apalagi yang memakai rok diatas lutut, dia tidak akan bisa duduk dengan tenang, sebentar2 merubah posisi duduknya, membenarkan roknya, dan selalu menengok ke kanan dan ke kiri. Jika dia memakai baju yg pendek, maka akan lebih repot lagi, sebentar-bentar dia mengulurkan tangannya ke belakang pinggangnya untuk mengetahui apakah auratnya terlihat (celana dalamnya atau bokongnya). Benar2 sangat merepotkan sekali. Berbeda dengan wanita yang berhijab, dia bisa duduk dengan santai dan puas tanpa merasa takut auratnya terlihat.

    - Ketika tiba waktu shalat dan kondisi sedang di luar, maka wanita yang tidak berhijab akan merasa kesulitan ketika hendak shalat (kecuali jika wanita tersebut tidak shalat). Dia akan mencari masjid yang menyediakan 'mukena', jika tersedia mukena di masjid, maka mukena itu sudah dalam kondisi yang kotor dan bau, bekas dipakai oleh ratusan orang, dan jarang di cuci, dan jika tidak tersedia, maka dia tidak shalat. Jadi mau tidak mau dia harus membawa mukena untuk setiap bepergian. Berbeda dengan wanita yang berhijab, dia bisa langsung shalat dengan pakaiannya sendiri, tanpa perlu membawa mukena atau mencari mukena di masjid.

    - Kebutuhan wanita yang tidak berhijab lebih banyak dibandingkan kebutuhan wanita yang berhijab. Untuk pakaian, wanita yang tidak berhijab membutuhkan banyak pakaian untuk mengikuti perkembangan mode yang selalu berganti-ganti dari masa ke masa. Sedangkan wanita yang berhijab dalam berpakaian tidak mengikuti perkembangan mode, jadi tidak ada tuntutan untuk tampil modis. Untuk perhiasan wanita seperti make up, aksesoris, parfum, dll juga sama dialami oleh wanita yang tidak berhijab, yaitu membutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan wanita yang berhijab. Contohnya make up atau parfum, wanita yang tidak berhijab lebih cepat menghabiskan make up dan parfum dari wanita yang berhijab, karena wanita yang tidak berhijab sering menggunakannya setiap saat, ketika mau keluar rumah, pergi kerja, ke pasar, kondangan, sampai melayani suami, sedangkan wanita yang berhijab hanya menggunakannya ketika melayani suaminya saja. Belum lagi wanita yang tidak berhijab juga membutuhkan perhiasan2 yang mengikuti perkembangan zaman seperti lensa mata, kawat gigi, rambut palsu, dsb, yang semua itu tidak dibutuhkan oleh wanita yang berhijab.

    - Ketika ada aib atau cacat di tubuhnya yang nampak oleh manusia, maka wanita yang tidak berhijab akan sangat kerepotan sekali untuk menghilangkan aib tersebut atau menyembunyikannya, seperti jerawat, luka di kulit/koreng, dan lainnya. Berbeda dengan wanita yang berhijab yang tidak merasa khawatir karena tubuhnya sudah tertutupi semua.

    Dan masih ada lagi beberapa perbandingan yang tidak disebutkan disini, karena perbandingan2 diatas sudah cukup untuk digunakan sebagai bukti bahwa wanita yang tidak berhijab itu lebih repot dan merasa kesulitan dibandingkan dengan wanita yang berhijab.

    Abu Fahd Negara Tauhid

    http://gizanherbal.wordpress.com/2011/07/28/repotnya-wanita-yang-tidak-berhijab/

    ibunya ditembak oleh tentera Israel, tembus hingga ke janin.




    ibunya ditembak oleh tentera Israel, tembus hingga ke janin.


    Judul Puisi: BERITA DARI JALUR GAZA | Penulis: Lathifah Musa | Pembaca: Thufail Alghifari | Editor: Umar Abdullah | Mixing: Duffy Erlangga



    Ukhti-ukhti Rahimakumullah…
    Ratusan saudara-saudara kita di Palestina telah meregang nyawa
    Diantara mereka banyak para syuhada
    Israel semakin brutal, bengis, keji dan tidak memiliki sifat insani lagi
    Perempuan-perempuan dibunuh
    Anak-anak muslim dibantai
    Bayi-bayi dihabisi
    Mereka memang inginkan musnahnya seluruh penduduk negeri
    Atau terusirnya umat Islam dari bumi para nabi
    Tapi saudara-saudara kita tetap bertahan di jalur gaza
    Mereka hadapkan dada mereka menantang dengan berani
    Mengangkat senjata yang ada
    Dengan amunisi sekedarnya
    Batu-batu serta air mata
    Air mata yang menetes telah bercampur darah
    Namun itu bukan tangisan ketakutan
    Bukan tangisan kegentaran
    Inilah Tangisan jihad
    Dengan luapan hati yang rindu
    Pada Syurga ketika mereka tetap mempertahankan
    Bumi yang dititipkan pada umat Islam
    Diserahkan oleh Severinus, uskup pemegang kunci Baitul Maqdis
    Kepada Amirul Mukminin Umar bin Khaththab ra
    Penerus dan Pewaris Perjuangan Rasulullah SAW
    Kunci-kunci Baitul Maqdis
    Bumi al Aqsha
    Tanah Yerusalem
    Telah menjadi kehormatan dan harga diri Kaum Muslimin
    Namun saat ini telah dirampas
    Dan diinjak-injak kesuciannya
    Oleh Zionis Israel
    Di bawah perlindungan Amerika Serikat
    Dibentengi oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa
    Dipagari oleh pemimpin-pemimpin Arab Pengkhianat
    Didiamkan oleh kepala negara-kepala negara Pengecut
    Ukhti-ukhti Rahimakumullah …
    Israel telah dikuasai Iblis
    Dikerumuni segerombolan setan-setan
    Bumi Palestina mengepulkan debu
    Penuh asap mesiu
    Api berkobar, ledakan dimana-mana
    Lantas kemana saudara-saudara kita mencari tempat yang aman?
    Anak-anak telah dijauhkan dari Masjid-masjid
    Karena roket-roket Israel meratakannya dengan tanah
    Namun Israel mengejar dan menghabisi anak-anak ini
    Hingga ke sekolah-sekolah, ke madrasah-madrasah
    Dan rumah sakit khusus untuk bayi dan anak-anak
    Ukhti-ukhti Rahimakumullah …
    Tak pantas lagi jalan diplomasi
    Untuk Zionis Israel berhati keji, Yang sudah tak bisa lagi diajak berkomunikasi
    Maka kebohongan besar bagi mereka yang menyerukan Jihad Diplomasi
    Kejam bagi mereka yang menyerukan perdamaian
    Bengis bagi mereka yang menyerukan rekonsiliasi
    Pengecut bagi yang hanya bisa diam
    Tak akan pernah ada damai dengan sekumpulan setan manusia!!
    Tak ada kesepakatan bagi para penjahat-penjahat dunia!!
    Tak ada lagi kompromi untuk saat ini untuk hancurkan HAM dan Demokrasi!!
    Karena hanya menjadi topeng-topeng untuk memperbudak manusia
    Membuka peluang bagi Israel
    Yang lekat dengan karakter pelanggar perjanjian!!
    Membuka kesempatan bagi kaum zionis
    melakukan genoside!!
    Dan merampas tanah-tanah yang telah dimuliakan Islam
    Ukhti-ukhti saudariku
    Dengarlah dan lihatlah …..
    Penderitaan, jeritan, rintihan, teriakan kesakitan
    Rasakanlah …..
    Apa yang saudara-saudara kita di Palestina rasakan
    Dengarlah …..
    seolah kita mendengar apa yang mereka dengar
    Lihatlah ….
    Seolah tergambar apa yang terpampang di hadapan mereka
    Setiap saat perang berkobar
    Hujan peluru dimana-mana
    Tak ada lagi damai di hati
    Tak ada lagi jeda untuk nafas terhela
    Saksikan…
    anak-anak kita yang duduk-duduk menanti
    Barangkali sebentar lagi mereka sudah tak ada lagi
    Dekap, peluk dan ciumi bayi-bayi tercinta…
    Barangkali nanti nyawa mereka pergi
    Pandangi anak-anak muda remaja dan suami-suami kita…
    Para Mujahid yang siap bergerak berjuang
    Barangkali inilah perjumpaan terakhir
    Kita yang mati atau mereka yang tak bernyawa lagi
    Yakini, kuatkan hati…
    Dunia hanyalah fana
    Nantikan perjumpaan yang abadi
    Di akhirat, Jannah yang telah dijanjikan
    Tempat indah pertemuan para pejuang
    Tempat abadi berkumpulnya keluarga-keluarga Mujahid
    Ukhti-ukhti Rahimakumullah…
    Israel sudah tak menyisakan hati lagi
    Bumi Palestina telah pekat dengan derita
    Tak ada air bersih
    Bahan makanan habis
    Rumput, tanaman, roti basi semua sudah menjadi konsumsi sehari-hari
    Rumah-rumah keluarga muslim sudah dibumihanguskan
    Masjid-masjid diluluh lantakkan
    Rumah sakit-rumah sakit hancur
    Obat-obatan tak ada lagi
    Setiap saat tangan-tangan terangkat menjempul ajal
    Meregang nyawa, merintih dan mengucap
    Laa ilaaha illa ALLAH
    Muhammadur Rasulullah ….
    Kami akan tetap pertahankan
    Bumi Palestina hingga titik darah penghabisan…
    Saudariku mereka memanggil …
    Dimana saudara-saudara kami umat Islam?
    Dimana pemimpin-pemimpin kami?
    Kemanakah mereka?
    Di mana muslim Indonesia?
    Ukhti-Ukhti, saudariku Rahimakumullah
    Darah telah membanjiri gaza
    Tertumpah di tanah para Anbiya
    Meresaplah wahai darah-darah Syuhada
    Tebarkan aroma harum Syurga
    Yang akan memanggil kita untuk berjuang
    Membangkitkan kesadaran kita
    Menguatkan langkah-langkah kita
    Untuk tergabung dalam barisan Pejuang
    Menyatukan umat
    Menyatukan kekuatan
    Menyatukan barisan
    Hanya Khilafah yang akan menyatukan kita semua
    Hanya Khilafah yang akan merekatkan barisan kita semua
    Hanya Khilafah yang akan serukan Jihad kepada seluruh kaum muslimin
    Kepada siapapun yang masih mengaku muslim
    Khilafah dan Jihad
    Jihad dan Khilafah
    Keduanya adalah ruh yang satu
    Ruh Kaum Muslimin
    Ruh untuk melanjutkan kehidupan Islam
    Ruh untuk meninggikan kemuliaan Islam
    Ruh yang akan menghabisi Israel sehabis-habisnya!
    Innamal Imaamu Junnah
    Yuqaatalu miw waraa’ihi
    Wa Yuttaqa
    Sesungguhnya seorang Imam, seorang Khalifah laksana perisai
    Rakyat berperang di belakangnya
    Rakyat berlindung kepadanya
    …Watakuunu Khilafah ’alaa Minhajin Nubuwwah
    …Watakuunu Khilafah ’alaa Minhajin Nubuwwah
    Akan tegak Khilafah di atas jalan kenabian
    Akan tegak Khilafah di atas jalan kenabian
    Ya Allah jadikanlah peristiwa ini menumbuhkan kekuatan para Pejuang Khilafah
    Jadikan Tanah Syam sebagaimana dalam salah satu Sabda NabiMu
    Yakni cikal bakal bangkitnya Khilafah
    Ya Allah jadikanlah kami
    Kaum Muslimin Indonesia
    Kaum Muslimin di tanah Syam
    Menjadi satu kekuatan
    Jadikanlah kami
    Kaum Muslimin Iraq
    Kaum Muslimin Iran
    Kaum Muslimin Turki
    Kaum Muslimin Sudan
    Kaum Muslimin Yordan
    Kaum Muslimin Mesir
    Kaum Muslimin Pakistan
    Dan Kaum Muslimin di seluruh Dunia
    Menjadi satu kekuatan
    Ya Allah Jadikanlah kami Satu Kekuatan Dahsyat
    Ya Allah Jadikanlah kami Satu Kekuatan Dahsyat
    Ya Allah Jadikanlah kami Satu Kekuatan Dahsyat
    Yang akan menegakkan Khilafah Rasyidah
    Di atas Jalan kenabian
    Yang akan mampu menghancurkan Israel sebagai Janji NabiMu
    Sehancur-hancurnya!!
    Hingga pepohonan dan batu-batu pun berkata
    Ini Israel ada di baliknya
    Hancurkanlah dia
    Wahai Allah Yang Maha Besar dan Maha Perkasa
    Wahai Allah Yang Maha Hidup dan Menghidupkan
    Wahai Allah Yang Maha Menguasai dan Menghendaki segala sesuatu
    Turunkan ribuan malaikatMu
    Menaungi bumi Palestina
    Menyambut ruh-ruh mulia para Mujahid
    Hidupkanlah mereka
    Di dalam hati dan jiwa
    Jadikanlah setiap tetes darah mujahid
    Mengalir dalam aliran darah-darah kami
    Wahai Allah Yang Maha Besar dan Maha Perkasa
    Wahai Allah Yang Maha Hidup dan Menghidupkan
    Wahai Allah Yang Maha Menguasai dan Menghendaki segala sesuatu
    Datangkanlah tentara-tentara malaikatMu
    Menguatkan jiwa kami
    Menguatkan jihad kami
    Membalut hati kami dengan bening keihklasan
    Meraih kemenangan
    Menegakkan Khilafah
    Menghabisi Zionis Israel, Amerika dan sekutunya
    Atau menyambut kematian dengan Syahid di JalanMu
    Ya Rabbi yang Maha Tinggi
    Wahai Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
    Yang Maha Mengabulkan doa
    Berikanlah kami kekuatan…
    Berikanlah kami kesadaran…
    Jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang menolong agamaMU
    Jadikanlah kami Mujahid di JalanMu
    Amiin yaa rabbal ’alaamiin

    like dong di fb

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

    Wassalam Wr. Wb...