~~~PERHATIAN!!! ANDA MEMASUKI KAWASAN ANTI DEMOCRAZY~~~

Jumat, 29 Oktober 2010

♪♫•*¨*•.¸¸❤Rembulan Tak Seindah Pelangi❤¸¸.•*¨*•♫♪










Langit mengarak kelabu lewat awan yang berlalu,

hujan sampaikan pedih yang terabaikan.

Lirih aku menulis hati dengan warna sepi.


Redannya hujan yang mengembun,

memunculkan mentari kehangatan,

biasnya mentari tebarkan warna kesejukan

terlukiskan lewat indahnya pelangi

hingga ia memikatku untuk tersenyum padamu.


Hujan terus turun,

air terus mengalir,

mentari yang kulihat tadi kini sudah tenggelam.

Kini kumenanti datangnya rembulan,

untuk memiliki sebingkai harapan.


Begitu cepatkah mentari itu tenggelam padahal hangatnya baru lah kurasakan.

Hilanglah sudah pelangi keceriaan,

karna biasnya mentari tak lagi terpancarkan.

Ku tak yakin sebingkai harapan sang rembulan

dapat gantikan keindahan sang pelangi.


Kini kulihat rembulan yang datang terangi malam,

kurasakan syahdunya angin malam,

ku tatap langit dan kuhitungi bintang,

adakah sesosok diri yang datang,

untuk menemani dan membawakan aku satu bintang.


Terangnya rembulan tak seterang dirimu dihatiku,

hingga beribu bintang dilangit pun

akan kupersembahkah untuk buktikan ucapanku,

ku genggam erat tanganmu

dan takkan kulepaskan

hingga kau berikan indah cintamu hanya untukku


Dimanakah dirimu yang selalu kurindukan,

telah banyak kuhitungi bintang,

namun kau tak jua datang.

Ingin ku pergi ke bulan dan membawa sejuta harapan.

Oh malam dimana dirinya kau sembunyikan?

Mengapa begitu rentan kau hadirkan sebingkai harapan,

inginku kau kembali dalam dekapan,

untuk membawa sejuta harapan.


Kini kususuri malam yang bertabur bintang,

ku datang dengan sejuta harapan,

akan ku ajak kau menikmati indahnya rembulan

meski hanya dalam khayalan,

kuyakin hangatnya malam kan kau rasakan

Kamis, 28 Oktober 2010

Pembantaian Lumba-lumba, Bullsh*t Denmark Tradition!!!

Holocaust mungkin sebuah legenda yang masih diperdebatkan kebenarannya atau alasan terjadinya. Namun pagi hari ini saat memeriksa email saya dikejutkan dengan gambar-gambar yang cukup memprihatinkan terjadi pada dunia laut kita. Email forward yang ditujukan ke berbagai alamat email ini cukup membuka perhatian saya untuk “repost” di blog ini.

Berikut saya cantumkan kembali email tersebut dalam bentuk aslinya, mungkin ada diantara Anda yang belum membaca dan melihat photo-photo pembantaian ratusan lumba-lumba yang terkenal sebagai sahabat manusia itu. Sungguh sangat biadab!

dear friends,

let us do the least we can do to preserve beautiful creatures so that the next generation can still have the creatures live with them, not merely just have story about them…

PLEASE Sign and send on – Let the whole world know that this is happening – MAYBE OUR EFFORT WILL PAY OFF…….

IT is a big shame …… Denmark !
Our SEA is colored in red.

It’s because of the cruelty that the human beings (civilized human) kill hundreds of the famous and intelligent Calderon dolphins.

This happens every year in Feroe island in Denmark . In this slaughter the main participants are young teens.
WHY?
To show that they are adults and mature…. BULLLLsh–!

In this big celebration, nothing is missing for the fun. Everyone is participating in one way or the other, killing or looking at the cruelty “supporting like a MONSTER”

Is it necessary to mention that the dolphin calderon, like all the other species of dolphins, it’s near instinction and they get near men to play and interact. In a way of PURE friendship

They don’t die instantly; they are cut 1, 2 or 3 times with thick hocks. And at that time the dolphins produce a grim extremely compatible with the cry of a new born child.

But he suffers and there’s no compassion till this sweet being slowly dies in its own blood

Its enough!
We will send this mail until this email arrives in any association defending the animals, we won’t only read. That would make us a cc omplices, viewers.

Take care of the world, it is your home!

Tradisi Denmark.. Bullsh*t!!! Itu adalah pembantaian yg biadab, f@ck*nsh*t Denmark tradition!!!

sumber: http://hakimtea.net/dolphins-holocaust/

Selasa, 26 Oktober 2010

Penghasilan dan Fasilitas Anggota DPR-RI


mau tau penghasilan Anggota DPR itu berapa? Sepertinya anda akan tergoda jadi anggota DPR stelah tau berapa gajinya ANggota DPR, gajihnya udah gede tpi masih aja ada yang korupsi, emang dasar ya klo menuruti nafsu manusia mah gak pernah ada habisnya..

Penghasilan dan Fasilitas Anggota DPR-RI ; Seorang anggota DPR bisa mendapatkan honor kunjungan kerja Rp 500 ribu per hari.Apa yang tergambar dalam benak Anda ketika mendengar kata ‘anggota DPR’?Wangi, warga terhormat, berjas dan berbusana mewah, mobil keluaran terbaru, ponsel merek tercanggih, dan makan di hotel atau cafe-cafe mahal. Tak salah memang gambaran tersebut, karena rata-rata gambaran wakil rakyat yang digaji oleh rakyat, tak jauh seperti itu.
Para wakil rakyat harus segera memperbaiki kinerjanya. Tidak lagi bisa sesuka hati bolos rapat, meninggalkan sidang seenaknya. Bagi yang suka bolos, sanksi internal sudah siap menanti. Pimpinan DPR memberlakukan aturan ketat bagi para anggota. Bisa jadi, inilah terobosan baru politisi Senayan dalam mengatasi kemalasan para anggotanya.
Anggota DPR yang mangkir tanpa alasan jelas kini langsung ditangani lembaga kode etik, Badan Kehormatan (BK). “Kami serahkan kepada BK saja,” kata Ketua DPR Marzuki Alie. Dia meminta BK menegakkan sanksi secara konsisten. Hal tersebut, imbuh Marzuki, bertujuan menunjukkan bahwa para wakil rakyat yang duduk di DPR sungguh-sungguh memiliki disiplin dan komitmen dalam menjalankan tugas. “Jadi, kami pasti menindaklanjuti,” papar dia.
Berikut Penghasilan dan Fasilitas Anggota DPR-RI
A. Gaji Anggota DPR-RI
1. Gaji pokok : Rp. 4.200.000,-
2. Tunjangan keluarga: ( Istri : Rp. 420.000,- Anak : Rp. 84.000,-)
3. Uang paket : Rp. 2.000.000,-
4. Tunjangan jabatan : Rp. 9.700.000,-
5. Tunjangan beras : Rp. 126.000,-
6. Tunjangan khusus (PPh) : Rp. 1.723.445,- +
Jumlah Penghasilan Kotor : Rp 18.254.354,-
Potongan-potongan
1. – Beras/Bulog : Rp. 0,-
2. – Iuran wajib : Rp. 470.400,-
3. – Pajak penghasilan : Rp. 1.723.445,-
4. – Contra pos : Rp. 0,- +
Jumlah Potongan : Rp. 2.193.845,-
Jumlah Penghasilan Bersih : Rp. 16.060.500,-
B. Tunjangan Anggota DPR-RI
1. Subsidi langganan listrik dan telepon Anggota DPR RI Periode 2004 – 2009 berdasarkan SK Sekjen No 23/SEKJEN/2008 Tanggal 2 Januari 2008: Rp. 5.500.000,-
2. Tunjangan peningkatan komunikasi intensif berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Keuangan RI No. S-193/MK.2/2005 Tanggal 30 November 2005 dan SK Sekjen No. 11/SEKJEN/2008 Tanggal 2 Januari 2008: Rp. 14.140.000,-
3. Tunjangan kehormatan dan alat kelengkapan Dewan: Rp. 3.720.000,-
4. Tunjangan peningkatan fungsi pengawasan sesuai SK Sekjen No. 22/ SEKJEN/2008 Tanggal 2 Januari 2008: Rp. 2.500.000,-
5. Tunjangan penyerapan aspirasi masyarakat sesuai SK Sekjen No. 12/SEKJEN/2008 Tanggal 2 Januari 2008: Rp. 8.5000.000,-
6. Bantuan penunjang akomodasi berdasarkan SK Sekjen No. 04.A/SEKJEN/2008 Tanggal 2 Januari 2008: Rp. 15.000.000,-
Jumlah Tunjangan Kotor : Rp. 49.360.000,-
Potongan tunjangan
1. PPh Psl 21: 15% x Rp. 14.140.000,- : Rp. 2.121.000,-
2. PPh Psl 21: 15% x Rp. 3.720.000,- : Rp. 558.000,-
3. PPh Psl 21: 15% x Rp. 2.500.000,- : Rp. 375.000,-
4. PPh Psl 21: 15% x Rp. 8.500.000,- : Rp. 1.275.000,-
5. PPh Psl 21: 15% x Rp. 15.000.000,- : Rp. 2.250.000,- +
Jumlah Potongan Tunjangan : Rp. 6.579.000,- _
Jumlah Tunjangan Bersih : Rp. 42.781.000,-
Jumlah Penghasilan Bersih : Rp. 16.060.500,-
Jumlah Tunjangan Bersih : Rp. 42.781.000,- +
TOTAL : Rp. 58.841.500,-
Setiap bulan Anggota DPR menerima penghasilan sebesar Rp. 58.841.500,-*
C. ANGGARAN MASA RESES
Setiap empat bulan sekali ada jadwal reses. Lama masa reses sekitar satu bulan. Dalam masa ini, mereka diwajibkan melakukan kunjungan ke daerah pemilihan. Selain itu, mereka juga melakukan kunjungan kerja Komisi dan atau kunjungan kerja atas nama Alat Kelengkapan DPR. Kunjungan atas nama Alat Kelengkapan DPR ini bisa dilakukan di dalam negeri maupun ke luar negeri. Untuk kunjungan ke daerah pemilihan, para Anggota DPR diberi anggaran, yaitu:
1. Fasilitas angkutan dalam kota 9 hari x Rp. 520.000,- = Rp. 4.680.000,-
2. Biaya uang harian di daerah 9 hari x Rp. 300.000,- = Rp. 2.700.000,-
3. Biaya representasi 9 hari x Rp. 200.000,- = Rp. 1.800.000,-
4. Biaya penginapan 8 hari x Rp 1.550.000,- = Rp. 12.400.000,-
5. Biaya penyerapan aspirasi rakyat 7 hari x Rp. 4.500.000,- = Rp. 31.500.000,- +
TOTAL Rp. 53.080.000,-
D. KUNJUNGAN PERORANGAN
Kunjungan ini sifatnya tidak wajib. Jadi, tergantung anggota Dewan bersangkutan, apakah merasa perlu melakukannya atau tidak. Mereka yang akan melakukan kunjungan ini mendapatkan biaya akomodai dan transportasi. Berapa jumlahnya? Sebagai contoh, Anggota DPR dari salah satu daerah pemilihan di Jawa Timur dibiayai sebagai berikut:
1. – Biaya pesawat Jakarta – Semarang (PP) = Rp. 2.878.500,-
2. – Biaya airport tax (PP) = Rp. 65.000,-
3. – Fasilitas angkutan dalam kota 3 hari x Rp. 520.000,- = Rp 1.560.000,-
4. – Biaya uang harian di Jawa Tengah 3 hari x Rp. 300.000,- = Rp 900.000,-
5. – Biaya representasi 3 hari x Rp. 200.000,- = Rp. 600.000,-
6. – Biaya penginapan hotel bintang lima 2 hari x Rp. 1.490.000,- = Rp. 2.980.000,- +
TOTAL Rp. 8.983.500,-
E. Fasilitas Anggota DPR-RI
- Asuransi kesehatan Rp 5,5 juta/bulan
- Asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan Rp 1.179.300/tahun
- Pemberian kredit mobil Rp 154 juta/tahun

Kamis, 21 Oktober 2010

Pesan terIndah dari Umie


Anak-Ku kalo boleh umi jujur,,,
umi sedih mendengar hubungan kamu,,,,,
sebetulnya perasaan tertarik,sayang, cinta,,,,,
itu bukan dari bisikan syetan....
tapi anugrah Allah ,,,
yg Allah tanamkan dalam Hati,hanya terkadang manusia gk bisa mengelolanya,,,sehingga bisa terjerumus dalam maksiat dan dosa.

tapi klo manusiaa mengerti bagaimana cara mengelolanya,,,
insya Allah itu akan menjadi Ibadah,,,
yg justru akan memberikan berkah.
Anak-Ku kalo saja kamu anak kandung umi,,,,
umi lebih suka kamu mengkhitbah dia,,,
lemudian menikah,,,
apalagi dia juga suka ,dan sejalan sama kamu,,,
dalam perjalanan dakwah,
berumah tangga justru akan memberikan smangat dan motivasi yg sangat besar untuk kemajuan dakwah.
kita lihat bagaimana rasul tercinta kita dalam menyampaikan risalahnya ,begitu banyak didukung dan dibantu oleh istri tercintanya Khadijah...
sehingga permasalahan2 dakwah bisa didiskusikan dan dimusyawarahkan.

Anak-Ku,,,
janganlah perasaan sayang dan cinta itu kamu bunuh hanya karna khawatir tidak dapat mencintai Allah seutuhnya,,,
dan hanya karna khawatir tdk dpt mengemban dakwah,,,
justru dengan perasaan itulah gerakan kita akan menjadi lebih dinamis
dan cinta kita pada ALLAH akan lebih bertambah,
karena kita yakin yang kita lakukan adalah karena RidhoNya.


Anak-Ku,,,
hidup ini adalah ibadah,,,
tapi bukan berarti kita hanya melaksanakan ibadah2 ritual sajakn? bermuamalahpun termasuk ibadah,,,,
salah satunya adalah nikah....
yang jelas sudah diatur dalam dien kita,
klo mengikuti peraturan negara yang jahiliah,
memang terlalu banyak persyaratannya,,,,
sehingga banyak orang yg tidak berani melakukannya,,,,
akhirnya banyak terjadi kemaksiatan,,,,,
kenapa mesti takut melakukan hal yang diridhoi Allah,,,
padahal kamu sendiri khawatir terjerumus dalam maksiat,,,,
apalagi kamu sudah mengungkapkan perasaan itu sama dia,,,,,
ini akan membuat langkah kamu jadi lamban dan tidak smangat dalam dakwah....

sebetulnya apasih yg kamu khawatirkan?
khawatir tdk bisa memberikan nafkah?
atau mungkin merasa masih terlalu muda,,,?
klo hanya hal2 yang seperti itu ,semuanya sudah adajawabannya dalam Al-Qur'an dan Hadisnya....
atw mungkin permasalahan orang tua?
justru kewajiban orang tua adalah menikahkan anaknya,
disaat sianak telah sanggup untuk menikah....
tapi kalo orang tua melarang,,,,,
yg kemudian nntinya akan menimbulkan maksiat bagi sianak,,,,
ini akan menjadi dosa bagi orang tuanya,,,,,
Sabda Nabi SAW : Laa tha'ata limakhluqin fii ma'shiatillah....
tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam berbuat maksiat kepada Allah.....

Anak-Ku,,,,
mulailah dari sekarang,,,,
dari diri sendiri,,,
dan niatkan disaat ini,,,
untuk melakukan syari'atNYA,,,,,
jangan khawatir cemo'ohan orang,,,
dan jangan ikuti aturan2 yg salah yg nantinya akan menimbulkan musibah,,,,
baik untuk diri kita juga masyarakat bahkan negara......
bisakah kita mengambil pelajaran dari musibah yang banyak menimpa kita.....?
itu disebabkan karna banyaknya maksiat yg terselubung yg tidak dilandasi dg nikah.......
jadi kenapa harus ditunda,,,,,?

Anak-Ku ,,,
mohon maaf umi udh terlalu banyak bicara,,,,
umi memang memulai ini semua dari diri umi sendiri,
jauuuh sebelum kamu lahir disaat revolusi jilbab dulu,
kemudian baru keluarga,
sebetulnya banyak yg ingin umi ceritakan sama kamu ttg perjalanan dakwah,,,
tp untuk sementara sampai sini dulu.


Wassalam

umie..

Selasa, 19 Oktober 2010

Air Mata Perjuangan






tlah jauh kisah diantara perjalanan kita
lewati suka dan duka di jalan kemuliaan
bersama mendayung bahtera kebenaran
menerjang badai di laut perjuangan

terbesit hasrat tuk beralih
mencoba berpaling dari Syariah
namun tak kuasa tuk meninggakan-Nya
karna kebenaran tlah tertambat di dalam hatiku

Dapatkah selamanya kita berjuang
Menyatukan pemikiran kau dan aku
Semoga perjuangan kita kekal abadi
Sesampainya akhir nanti selamanya

biarlah waktu yang menjawab semua
semua prahara yang telah tercipta
mendewasakan pemikiran antara engkau dan aku
dan setiap tetes air mata perjuangan
dapat menyegarkan cinta yang tlah ada [mPd]


JILBAB


Jilbab Bukan Simbol, Tapi Suatu Kewajiban

Tanggal 17 Desember 2003 Presiden Prancis Jacques Chirac menyampaikan pidato yang isinya menyetujui rancangan undang-undang yang melarang simbol-simbol keagamaan, termasuk –secara ekspilisit dia sebutkan—hijab atau jilbab, atas dasar sekularisme yang dianut Perancis. Tentu larangan ini mengusik rasa keberagamaan kita sebagai kaum muslimin. Bagaimana sebenarnya kedudukan jilbab dalam agama Islam, benarkah sekedar sebuah simbol? Tulisan ini akan menguraikannya.

Hukum Jilbab
Dalam pembahasan syariat Islam dipahami adanya hukum-hukum yang bersifat tauqifiyah, yang artinya sebuah ketentuan Allah tentang sebuah hukum yang status hukumnya tetap, tidak berubah, tidak dikaitkan dengan ‘illat (sebab disyariatkannya suatu hukum). Misalnya, wajibnya shalat lima waktu bukanlah dikarenakan adanya sebab untuk mendisiplinkan umat Islam yang konsekuensinya manakala umat Islam telah disiplin maka hukum sholat lima waktu tidak wajib lagi. Atau wajibnya puasa Ramadhan bukanlah dalam rangka menjaga kesehatan kaum muslimin, sehingga konsekuensinya kalau kondisi kesehatan kaum muslimin telah baik sekali lalu kewajiban puasa itu menjadi gugur. Hal ini berlaku pada perkara-perkara status hukum ibadah, makanan, minuman, akhlaq dan pakaian. Islam mewajibkan perempuan muslimah manakala keluar rumah memakai jilbab dan kerudung (khimar) tanpa ilat atau alasan hukum tertentu yang apabila alasan itu tidak ada kewajibannya menjadi hilang.
Dalil-dalil yang menjelaskan tentang adanya suatu petunjuk mengenai pakaian wanita dalam kehidupan umum adalah QS 24: 31 dan QS 33: 59. Allah SWT telah menyebutkan sifat pakaian ini dalam dua ayat itu dengan perincian yang lengkap dan menyeluruh. Keduanya wajib dikenakan oleh wanita dalam kehidupan umum. Mengenai pakaian wanita bagian atas, Allah berfirman:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَائِهِنَّ أَوْ ءَابَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ(31)
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.(QS. AN Nuur 31).

Maksudnya, hendaknya para wanita menghamparkan kain penutup kepala, leher dan dadanya (sebatas 3 lubang kancing untuk dapat memasukkan baju ke kepalanya).

Mengenai pakaian wanita bagian bawah, Allah SWT berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا(59)
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.(QS. AL Ahzaab 59).

Maksudnya, hendaknya para wanita mengulurkan pakaian yang dikenakan pada bagian luar pakaian kesehariannya jika mereka hendak keluar rumah. Pakaian tersebut (baca: jilbab) berupa kain panjang (milhafah) atau semacam selimut (mula’ah) yang diulurkan sampai ke bawah. Tentang cara mengenakan pakaian luar tersebut, Allah berfirman:
وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak pada dirinya.”

Maksudnya, janganlah mereka menampakkan tempat perhiasan dan anggota tubuh mereka seperti dua telinga, dua lengan, dua betis kaki, dua mata kaki, dll, kecuali apa yang biasa tampak pada diri mereka di dalam kehidupan umum. Ketika ayat ini turun, yakni pada jaman Rasulullah saw, yang biasa tampak pada diri wanita adalah wajah dan kedua telapak tangan.
Ummu ‘Athiyah berkata:
“Rasulullah saw telah memerintahkan kepada kami untuk keluar (menuju lapangan) pada saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha; baik wanita tua, yang sedang haid, maupun perawan. Wanita yang sedang haid menjauh darikerumunan orang yang shalat, tetapi mereka menyaksikan kebaikan dan seruan yang ditujukan kepada kaum muslim. Aku lantas berkata, “Ya Rasulullah saw, salah seorang di antara kami tidak memiliki jilbab. “Beliau kemudian bersabda, “Hendaklah salah seorang saudaranya meminjamkan jilbabnya.”
Dari hadits ini ada 2 point pemahaman yang dapat kita ambil. Pertama, semua muslimah disunnahkan untuk menghadiri sholat idhul adha, tetapi harus memakai jilbab. Ditegaskan bahwa jika ada yang tidak memiliki jilbab, maka temannya harus meminjamkannya. Berarti jilbab itu wajib dipakai ketika keluar rumah.
Kedua, hadits di atas menyiratkan tentang jilbab adalah pakaian luar yang dikenakan wanita diatas pakaian kesehariannya (yang biasa digunakan di dalam rumah). Karena ketika ummu Athiyah bertanya tentang seseorang yang tidak memiliki jilbab, tentu wanita tersebut bukan dalam keadaan telanjang, melainkan dalam keadaan memakai pakaian yang biasa dipakai di dalam rumah yang tidak boleh dipakai untuk keluar rumah. Dan wanita yang tidak mempunyai jilbab harus meminjam kepada saudaranya. Jika saudaranya tidak bisa meminjamkannya, maka yang bersangkutan tidak boleh keluar rumah.
Jadi hadits yang dituturkan oleh Ummu ‘Athiyyah menerangkan secara tegas tentang kewajiban wanita untuk mengenakan pakaian luar (jilbab) di atas pakaian kesehariannya ketika hendak keluar rumah. Dari ayat dan hadits di atas, jelaslah bahwa kewajiban berjilbab keluar rumah adalah bagi wanita muslimah yang telah aqil baligh. Aqil artinya ber akal, waras, atau tidak gila. Sedangkan baligh artinya dia telah menstruasi.

Syariat Jilbab Menjaga Kehormatan

Dari Qs. Al Ahzab 59 di atas dapat kita ketahui adalah bahwa hikmah mengenakan jilbab adalah supaya lebih mudah dikenal sehingga tidak diganggu. Pada waktu itu orang-orang fasik berani menggoda para budak wanita (amah) yang berjalan di malam hari di jalan-jalan untuk membuang hajat atau memenuhi kebutuhan lainnya. Orang fasik tidak berani mengganggu wanita muslimah. Sebab pelecehan terhadap wanita muslimah akan menerima hukuman yang besar, lebih-lebih mereka mengetahui bagaimana tindakan tegas Rasulullah saw. terhadap Bani Nadlir yang melecehkan wanita muslimah di pasar Yahudi. Dan dengan identitas wanita muslimah seperti itu, maka segala gangguan dan pelecehan terhadap mereka pada hakikatnya adalah pelanggaran terhadap kehormatan kaum muslimin secara keseluruhan.
Nyatalah bahwa Islam memandang wanita sebagai suatu kehormatan yang wajib dijaga dan dipelihara. Islam mensyariatkan pakaian jilbab dan khimar adalah untuk menjaga dan memelihara kehormatan itu. Nabi saw. bersabda: “Wanita itu adalah aurat”. Berarti badan wanita itu harus ditutupi sebagai aurat yang merupakan kehormatan baginya. Jika aurat itu dilihat orang yang tidak berhak, maka wanita itu dilecehkan kehormatannya. Maka para wanita yang tidak memakai pakaian syar’I (legal) di depan umum, yakni jilbab dan kerudung, berarti dia menyia-nyiakan payung hukum baginya, yakni menjaga kehormatannya sendiri dengan menutup auratnya dengan mengenakan pakaian khusus pada saat keluar rumah. Wanita yang mengobral auratnya sesungguhnya telah menjatuhkan martabat dan kehormatannya sendiri. Ini tidak diperkenankan dan pelakukanya bisa dikenakan hukuman ta’zir (hukuman untuk mendidik) oleh negara. Dalam sistem peradilan Islam hakim(qadli), misalnya bisa menjatuhkan hukuman jilid pada wanita yang keluar rumah dengan tanpa mengenakan jilbab dan kerudung dan jika mengulangi lagi wanikta akan diasingkan selama 6 bulan (lihat Abdurrahman Al Maliki, Sistem Sanksi dalam Islam, hal 289).


Khatimah
Sebagian orang yang kurang mengerti agama Islam mengatakan bahwa jilbab itu bukan pakaian yang wajib dikenakan seorang muslimah, yang penting justru pakaian taqwa. Ini kira-kira sama dengan orang yang mengatakan sholat itu tidak penting, yang penting “eling”, ingat kepada Allah atau dia mengatakan shaum itu tidak penting, yang taqwa. Padahal orang yang taqwa dan ingat kepada Allah SWT Sang Pembuat Syariat ini tentu diakan dengan tulus ikhlas melaksanakan shalat dan puasa, sebagaimana seorang muslimah yang beriman dan taat kepada-Nya akan dengan ikhlas dan hati lapang mengenakan kerudung dan jilbabnya. Sebab jilbab itu bukan simbol untuk dipamerkan, tapi suatu kewajiban syariat yang mesti dijalankan dengan dasar taqwa dan keikhlasan demi mencapai ridlo-Nya. Wallahua’lam bisshowab!

Pacaran


Coba deh peratiin adik2 kita di SMP atu SMU (atau bahkan SD ?), juga temen2 di kampus rata–rata pada ber’2 an semua (istilah bekennya pacaran). Atau coba dengerin topik pembicaraan paling hot. Gak lain dan gak bukan LOVE……. Mlulu!. Kalo cowo ngomongin cewe, kalo cewe ngomongin cowo…WOW!!! Amazing Love! Kenapa bisa gitu yahhhh????? Ya memang bisa!. Karena cinta adalah anugerah Allah S.W.T. Coba bayangin kalo ga ada rasa cinta dalam diri kita, maka kita akan saling tidak peduli, kasar , juga tumbuh menjadi manusia–manusia egois sehingga peperangan akan merajalela di bumi ini. saling hajar, saling bunuh, hingga bukan tidak mungkin kehidupan akan binasa! Subhanallah, karena itulah Allah memberikan rasa cinta pada diri kita.Cinta itu sendiri macem – macem, ada cinta pada ortu, pada temen, pada lawan jenis, pada binatang, pada tumbuhan, pada makanan, atau pada suatu kegiatan, dll. Tapi cinta yang hakiki adalah cinta seorang hamba pada Rabbnya. Ya! Cinta adalah anugrah. Dan memang sudah fitrahnya, bahwa selalu akan ada ketertarikan antara laki – laki dan Perempuan. (filosofi kutub magnet : ibarat kutub positif adalah pria, kutub negatif adalah wanita, maka bila didekatkan kedua kutub akan saling tarik-menarik). Lantas kenapa ada pria yang tertarik pada pria, atau wanita yang tertarik pada wanita?. Wah…. Itu sih lain lagi!!!!... tapi sesuai filosofi magnet tadi Salah satu bentuk pengekspresian cinta dewasa ini adalah dengan Pacaran. Udah familiar banget kan ama yang satu ini?. ya, pacaran adalah suatu bentuk hubungan dua insan yang dimabuk cinta. Simpelnya, pacaran itu adalah suatu hubungan kasih sayang baik hati (ataupun fisik ?) antara pria dan wanita, laki-laki dan perempuan, cowo dan cewe (sori, gue ga ngebahas pacaran antar sesama jenis) sebelum pernikahan. Saat ini virus pacaran udah menyebar kemana – mana!. Dan orang – orang sudah terbiasa hidup dengannya!. Saking terbiasanya, maka sedikit sekali upaya untuk mencegah penyebaran virus ini. Lebih parah lagi, sekarang masyarakat justru menganggap aneh orang – orang yang tidak pacaran!, memandang kasihan pada orang – orang yang jomblo!. Weit… tunggu dulu, tunggu dulu. Mungkin dengan membaca kalimat bercetak tebal diatas, akan timbul pertanyaan ; kenapa pacaran dianggap sebagai virus yang harus dicegah penyebarannya ?. Hmm… sebelum menjawab pertanyaan itu, saya mau temen2 melupakan ego yang ada, berpikir jujur dan terbuka. “Apa sih yang kita dapatkan dari pacaran ?”. Banyak orang yang bilang, atau propaganda media massa (baik majalah atau tv) bahwa pacaran adalah suatu tanda kedewasaan. Atau dalih para pelajar, bahwa pacaran dapat meningkatkan semangat belajar. Atau alasan remaja / pemuda–pemudi bahwa pacaran itu adalah suatu dinamika masa remaja yang didalamnya terdapat hubungan persahabatan yang “lebih” antar laki2 dan perempuan. Atau anggapan masyarakat / orang tua bahwa pacaran adalah salah satu upaya mengenal lawan jenis untuk menuju jenjang selnjutnya. Semua itu bohongggggggggggg!!!!!!! Contoh kasus: Rama cinta mati ama Sinta. Apasih yang enggak buat cewe secantik Sinta?, apalagi pacar sendiri. Begitulah pemikiran Rama. Hingga apapun yang diminta Sinta selalu dituruti. Mulai dari baju, sepatu, tas, make-up, handphone, dll yang dipakai sinta adalah pemberian Rama. Katanya mah… itu bukti cinta Rama pada Sinta. Tapi kemudian hubungan mereka putus (Sinta dah nemuin cowo lain yang lebih royal dan kaya). Tinggallah Rama bengong sendiri dengan duit tabungan yang ludes, dan sejuta kata maki buat Sinta. Siapa yang salah ?. Nah, ini adalah pandangan yang juga harus diluruskan!. Pacaran adalah suatu bentuk pergaulan bebas yang hanya tampak indah diluarnya saja, namun sesungguhnya mengandung dan mengundang banyak bahaya ( seperti yang telah dicontohkan pada ke-3 contoh kasus di atas ).Pacaran itu berbahaya!, walau dengan gaya apapun!. Mau gaya pacaran yang bebas (free sex), cuman pegangan tangan, bahkan sekedar pengakuan sebagai pacar saja (tanpa sentuh fisik) semuanya tetap memiliki resiko. Ibarat kita berdiri di tepi jurang, lengah sedikit… jatuh ke jurang !. Temen-temen mau jatuh ke jurang ?. Tapi kan pacaran adalah sarana untuk mengenal pasangan agar tidak salah pilih nantinya?!. Oh Teman…, Itu prinsip dari mana?. Siapa yang dapat menjamin, dengan pacaran bertahun-tahun maka seseorang dapat mengenal pasangannya dengan baik ?, bukalah mata dan hati teman-teman terhadap kenyataan yang ada!. Pacaran hanyalah pemuasan semu nafsu manusia. Prinsip pacaran adalah coba-coba. Siapa yang dapat menjamin, dalam masa pacaran tersebut salah satu pihak tidak dirugikan?, Siapa yang dapat menjamin pada malam minggu (berduaan di kamar kost), ga ada setan yang datang menggoda iman??. Dan kalo udah “kebablasan” (untuk perempuan), siapa yang menjamin bahwa dia akan bertanggung jawab? Siapa?????? Atas nama cinta, semua digampangkan, dihalalkan, dengan melupakan hakikat cinta yang sesungguhnya. Cinta adalah anugrah Allah S.W.T, apakah kita akan menyalahgunakan anugrah tersebut?. Tentu tidak! sebagai seorang muslim dan muslimah, kita harus mengamalkan ajaran islam seara kaffah (menyeluruh). Bagaimana islam mengatur tentang cinta antara pria dan wanita???. “Janganlah kamu dekati zina. Sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang amat keji dan jalan yang buruk“. ( QS. Al israa : 32 ) Allah S.W.T telah melarang kita untuk mendekati zina!. Apakah pacaran salah salah satu perbuatan yang mendekati zina? Ya.. tentu saja!. Pacaran dengan gaya apapun, adalah suatu bentuk perbuatan ‘pergaulan bebas’. Apalagi ditambah dengan mengamalkan prinsip “sedikit bicara banyak bekerja”. Hati-hati aja, ketika kita berduaan dengan lawan jenis di tempat yang sepi, maka orang ketiga adalah setan. Sudah banyak kejadian perzinaan bermula dari pacaran. Naudzubillahi min dzalik. Walau mungkin tingkat resiko pacaran berbeda-beda (tergantung gaya pacarannya) tapi tetap merupakan hal yang dilarang!, seperti termaktub dalam Al-Quran dan Hadist berikut ini : “katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman ; hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung (yaitu jilbab sebagaimana yang dimaksud dalam QS. Al-Ahzab ; 59) dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali pada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putera-putera mereka atau putera-putera suami mereka atau saudara-saudara laki-laki mereka atau putera-putera saudara laki-laki mereka atau putera-putera saudara perempuan mereka atau wanita-wanita islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung“. (QS. An-Nur ; 30-31 ) Dari ibnu Abbas ra katanya : “Rasulullah bersabda; ‘janganlah seorang lelaki mendatangi seorang wanita, dan janganlah dia berpergian dengannya, kecuali bersamanya ada mahramnya (HR. Al Bukhari dan Muslim) Dari abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “bagi setiap anak adam ada bagiannya dari zina. Maka zinanya kedua mata adalah memandang, zinanya zinanya lidah adalah membicarakan, zinanya telinga adalah mendengarkan, kedua tangan zinanya adalah memegang, kedua kaki zinanya adalah berjalan dan mulut zinanya adalah mencium”. (HR. Abu Dawud) Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah S.A.W bersabda ; “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menulis atas anak adam bagiannya dari zina, dia akan menjumpainya tidak ada tempat. Maka zinanya mata adalah memandang, zinanya lidah adalah membicarakannya, zinanya jiwa adalah berangan-angan dan bersyahwat, sedangkan farji dialah yang membenarkan zina itu atau menolaknya.” (HR Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud) Sobat Muslim dan Muslimah, Islam telah mengatur hubungan laki-laki dan perempuan dengan begitu sempurna. Syariat Islam telah memberikan cara pencegahan yang efektif agar umatnya tidak terjebak dalam dosa zina. Maka Rasulullah melarang perbuatan yang tersebut dalam hadist diatas, antara lain : 1) Seseorang jangan bersepi-sepian dengan seorang wanita, kecuali ditemani oleh mahramnya. 2) Seorang laki-laki jangan berpergian dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. 3) Seorang laki-laki jangan bersentuhan badan dengan tubuh wanita yang tidak halal baginya, meskipun berjabat tangan dengannya dengan niat baik. 4) Jangan memandang wanita dengan pandangan yagn diharamkan yaitu setelah pandangan yang pertama. Jika terjadi pandang memandang diantara keduanya, maka hendaklah ia memalingkan pandangan ke arah yang lain. 5) Janganlah seorang laki-laki masuk rumah wanita yang ditinggal pergi oleh suaminya atau mahramnya. 6) Setiap pribadi muslim hendaklah menjaga pandangan mata, pikiran dan hatinya terhadap yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Sekali lagi, Allah melarang kita untuk melakukan perbuatan mendekati zina. Karena itu tidak ada pacaran dalam islam. Tidak ada istilah “pacaran Islami!.” Jangan pernah berpikiran bahwa cara untuk mengetahui sifat pasangan adalah dengan pacaran. Bila sudah ada keinginan terhadap lawan jenis, dan sudah ada kemampuan (untuk laki2) maka menikahlah. Inilah ajaran islam. Menuju pernikahan itu sendiripun, ada prosesnya. Awalnya adalah ta’aruf (perkenalan), khitbah, dan nikah. Ta’aruf itu beda dengan pacaran, karena dalam ta’aruf sudah ada niat untuk menikah -Tidak seperti pacaran yang berprinsip coba-coba, dan having fun. Kalaupun belum mampu untuk menikah, bukan berarti boleh pacaran. Ini adalah ujian bagi keimanan kita. Karena itu bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah lebih mengetahui yang terbaik bagimu. Allah lebih mengetahui kecenderungan manusia, karena Allah yang menciptakan kita (teman, masihkah ada keraguan mengenai ini?). Cinta pada lawan jenis adalah anugrah, sesuatu abstrak nan indah, yang legalnya memprasaranai salah satu naluri manusia, yaitu naluri untuk melestarikan keturunan. Ibarat lem, cinta itu merekatkan hati–hati manusia. Tapi cinta harus dipergunakan sebagaimana itu dihalalkan. Bukan dengan melanggar batas-batas yang Allah tetapkan. Maka cegahlah virus pacaran! Mulai dari diri sendiri, lingkungan sekitar dan mulai dari sekarang!. apakah semua ini masih belum jelas??.... Masih belum jelaskah????.... Sahabatku………., tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. buat yang belum pernah pacaran : bersyukurlah, dan jangan tergoda untuk mencoba, buat yang lagi punya pacar : renungkanlah, apakah sahabat lebih memilih untuk mengabaikan kebenaran yang telah sahabat ketahui ini? buat yang jomblo : sudahlah.. jomblo bukan berarti ga laku kok!. Bertobat dan berjanjilah untuk memperbaiki kesalahan yang pernah ada. “Katakanlah (kepada hamba-hamba-Ku) yang beriman, “hai hamba-hambak-Ku yang melampaui batas pada dirinya (pernah berbuat salah), janganlah kamu putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Dialah Yang Maha pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Azzumar : 53) Dan (juga) orang-orang yang apabila ia (terlanjur) mengerjakan perbuatan keji (dosa besar) atau menganiaya dirinya sendiri (berbuat salah), maka cepat ingat kepada Tuhan. Lantas memohonkan ampunan dosa-dosanya itu. Tidak ada (seorangpun yang dapat memberi ampunan) selain Allah. Dan mereka tidak meneruskan berbuat keji, padahal mereka mengetahui. (QS. Ali ‘Imran : 135) Saudara-saudariku seiman, dunia ini hanyalah persepsi. Dunia ini hanyalah ujian. Jangan pernah mendambakan dunia dan melupakan akhirat. Sungguh dunia ini hanya sebentar saja…. Jadikan Al-Qur’an dan Hadist sebagai pedoman hidup. PACARAN DALAM ISLAM Istilah pacaran yang dilakukan oleh anak anak muda sekarang ini tidak ada dalam Islam. Yang ada dalam Islam ada yang di sebut “Khitbah” atau masa tunangan. Masa tunagang ini adalah masa perkenalan. Sehingga kalau misalnya setelah khitbah putus, tidak akan mempunyai dampak seperti kalau putus setelah Nikah.Dalam masa bertunangan keduanya boleh bertemudan berbincang bincang ditempat yang aman, maksudnnya ada orang ketiga maskipun tidak terlalu dekat duduknyadengan mereka. MENGAPA PACARAN IT HARAM? Karena pacaran itu akan membawa kepada perzinahan.Dimana Zaina adalah termasuk dosa besar, dan perbuatan yg sangat dibenci oleh Allah. Oleh karena itu ayatnya berbunyi demikian:”Janganlah kamu sekalian mendekati perjinahan,karena zinah itu adalah perbuatan yang keji..”17:32 Ayat tersebut tidak mengatakan jangan berziana, tapi jangan mendekati, mengapa? 1. Karena biasanya orang yang berzina itu tidak langsung, tetapi melalui tahapan tahapan seperti: saling memandang, berkenalan, bercumbu kemudian baru berbuat zina yang terkutuk itu. 2. Kalau ayt itu bunyinya mislnya: “Jangan berbuat zian”.. atau telah diharamkan zina.. maka berarti, pegang pegangan boleh,cium ciuman boleh dsb. seperti yang dilakukan oleh yang berpacaran. Maka jelas jadinya bahwa segala tindakan yang akan membawa kepada perbuatn zina hukumnya Haram. PENCEGAHAN Dalam hukum Islam umumnya, manakal sesuatu itu diharamkanmaka segala sesuatu yang berhubungn dengan yang diharamkan itu diharamkan juaga. Seperti minum arak,bukan hanya minumnya yang diharamkan, tapi juga yang memproduksinya, yang menjualnya, yang embelinya,yang duduk bersama orang yang minum dsb. Demikian juga halnya dengan masalah Zina. Oleh karenaitu maka Shari’at Islam memberikan tuntunan Pencegahan dari perbuatna Zina, karena Allah maha tahu ttg kelemahan manusia. 1. Dilarang laki dan perempuan yang bukan maharam untuk berdua-duan. Nabi S.A.W. bersabda: “Apabial laki laki dan perempuan yang bukan mahram berdua duaan, maka yang ketiga adalah shetan”. Shetan juga pernah mengeatakan kepada Nabi Musa a.s. bahwa apabila laki dan perempuan berduan duaan maka aku akan menjadi utusan keduanya untuk menggoda mereka.. Ini termasuk juga kakak upar atau adik perumpuan ipar. 2. Harus majaga mata atau pandangan. Sebab mata itu kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah berfirman:” Katakanlah kepada laki laki mumin hendaklah mereka memalingkan pangdang mereka (dari yang haram)dan menjaga kehormatan mereka...... Dan katakanlah kepapada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka dari yang haram’dan menjaga kehormatan mereka...:24:30-31. 3. Miwajibakan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat mereka, dan dilarang mereka untuk memakai pakaianyang mempertontokan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya. Dalam Hadith dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakain yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, memakai minyak wangi baunya semerbak mamaki mikup dsb. setiap langkahnya dikutuk oleh para Malikat, dan setiap laki laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiyamat nanti perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apa lagi masuk suraga). 4. Dengan ancaman bagi yang berpacaran atau berbuat zaina. Misanya Nabi bersabda:”lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba permpuan yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat siksa anya) Dalam Hadith yang lain:“Barangsiapa yang minum (minuman keras) atau berzana, maka Allah akan melepasak Imannya dalam hatinya, seperti seseorang melepasakan peci dari kepalanya ( Artinya kalau yang sedang berzina itu meninggal ketika berzina tidak sempat tobat lagi, maka dia menig\gal sebagai orang kafir yang akan kekal dineraka) Oleh karena itu Shekh Sharwi menggambarkan: seandainya ada seorang wanita cantik yang sudah hampir telanjang disubuah kamar, kemudian ditawarkan kepada seorang pemuda... “Maukah kamu saya kasihkan perempuan itu untuk kamu semelem sentuk, tapi besok pagi saya akan masukan kamu ke kamar yang sebelahnya, yang penuh dengan api..” Apakah mungkin anak muda itu akan mau untuk menikmati tubuh wanita semalam suntuk kemudian digodok keesokan harinya dalam api?Nah ketika kita tergoda untuk berbuat zina atau minum, coba bayangkan kalau kita meiniggal ketiak itu, bagaiman nasib kita.“Tiada dosa yang lebih besar setelah Shirk kepada Allah daripada menetiskan air mati dalam suatu tempat (kehormatan) yang tidak halal baginya”Neraka Jahanam mempunyai “Tujuh Pintu Gerbang”(Q15:44), dan peintu gerbang yang paling panas, dahshat, seran, keji, bau adalah dipruntukan bagi orang orang yang suka berzina setelah dia tahu bahwa zina itu Haram. Sebagaiman kita yakini -sebagai seorang muslim-bahwa segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah, mesti mempunyai dampak yang negatif dimasyarakat. Kita lihat saja disini di America, bagaiman akibat karena adanya apa yang disebut dengan Free sex. Timbul berbagai penyakit, banyak anak anak yang terlantar. Anak yang tidak mengenal ayahnya,sehingga timbul kolmplikasi jiwa dsb.Oleh karena jalan keluanya bagi anak anak muda yang tidak kuat menahan 5. Kawin, supaya bisa menjaga mata dan kehormatan. 6. Kalau belum siap, banyakan puasa, dan olah raga. 7. Jauhkan mata dan telinga dari segala sesuatu yang akan membangkitkan shahwat. 8. Dekatkan deri dengan Allah, dengan membanyakan baca Al-Qur’an dan merenungkan artinya. Berzikir, baca shoalwat, shalat berjamaah di Masjid. Hadir pengaajian, dan berkawan dengan kawan yang soleh yang selalu mengingatkan kita kepada jalan yg lurus. 9. Dan ingat bahwa Allah telah menjanjikan kepada para anak muda yang sabar menahan pacaran dan zina dengan bidadari, yang kalau satu diantaranya menampakan wajahnya kealam dunia ini, setiap orang laki laki yang memendangnya pasti akan jatuh pingsan.Bagi putri remaja juga Allah telah menjanjika pemuda tampan dan ganteng. ( Baca surat waqi’ah).

Islam, Jalan Hidup Yang Sempurna


Islam adalah jalan hidup yang diturunkan Allah SWT, Dzat yang menciptakan manusia, seluruh alam semesta, dan seluruh kehidupan yang terdapat di dalamnya. Dia yang menciptakan manusia, menghidupkan mematikan, dan memberikan seluruh sarana hidup serta memberikan petunjuk yang paripurna untuk manusia agar bisa menjalani hidup di alam semesta ini dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan bentukan dan sifat-sifat alamiah kemanusiiaannya, sehingga manusia dapat meraih kesejahteraan dan kebahagiaan. Allas SWT memastikan bahwa Islam sebagai diin atau peraturan hidup yang sempurna dalam firman-Nya:
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS. Al Maidah 3).

Al Ustadz Ali As Shobuni dalam Shafwatut Tafaasiir Juz I/302 mengatakan yang dimaksud dengan akmaltu lakum dinakum pada ayat itu adalah Aku telah sempurnakan syari’at Islam dengan penjelasan halal-haramnya. Sedangkan kata nikmatii dalam lanjutan ayat itu beliau tafsirkan sebagai penyempurnaan Allah terhadap nikmatnya dengan hidayah atau petunjuknya dan taufiq atau bimbingan-Nya kepada umat manusia dalam menuju jalan yang lurus. Adapun kalimat warodliitu lakumul islam diian dalam lanjutan ayat itu beliau terangkan bahwa Allah telah memilih dinul Islam di antara agama-agama lain untuk kalian. Islamlah satu-satunya agama yang diridloi dan Allah tidak akan menerima selainnya. As Shobuni mendasarkan keterangan terakhirnya itu pada firman-Nya:

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.(QS. Ali Imran 85).

Imam Ibnu Katsir dalam tafsir Al Quranul Azhim Juz II/12 mengatakan bahwa merupakan nikmat terbesar umat ini tatkala Allah menyempurnakan agama mereka sehingga mereka tidak memerlukan agama atau peraturan selain Islam dan tidak memerlukan nabi selain nabi mereka (Muhammad saw.). Oleh karena itu, Allah menjadikan Nabi Muhammad saw. sebagai penutup para Nabi dan Dia utus kepada manusia dan jin. Maka tidak ada halal kecuali yang dia halalkan dan tidak ada haram kecuali yang dia haramkan. Dan tidak ada agama kecuali yang dia syari’atkan. Dan setiap sesuatu yang dia kabarkan adalah benar dan bukan dusta.
Syaikh An Nawawi al Jawi dalam Tafsir Munir Juz I/191 mengatakan bahwa Allah SWT menyempurnakan agama kalian kepada kalian dengan memberkan pertolongan dan kemenangan terhadap seluruh agama lain dan memutuskan ketetapan agama itu hingga hari kiamat. Allah SWT menyempurnakan nikmatnya dengan pembebasan kota Makkah dan memasukinya dengan aman serta wewenang tunggal kaum muslimin terhadap tanah haram. Yang menarik, dalam bagian sebelumnya dari ayat ini, ketika menafsirkan firman-Nya:
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. (QS. Al Maidah 3).

Syaikh An Nawawi mengatakan bahwa pada saat turunnya ayat itu (hari Arafah pada haji wada’) orang-orang kafir Makkah telah putus harapan dalam membatalkan urusan agama kaum muslimin dan Allah melarang kaum muslimin takut kepada mereka dalam berbeda dengan orang-orang musyrik itu dalam syari’at dan agama. Sebab, Allah SWT telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kalian dengan negara yang adikuasa (daulah qahirah) dan kekuatan yang besar (al quwwah al azhiimah) dan kaum musyrikin itu pun tunduk dan hina di sisi kalian. Oleh karena itu, Allah SWT meminta agar kaum muslimin takut kepada Allah SWT semata, yaitu takut dalam meninggalkan agama Islam dan mengikuti Nabi Muhammad saw.

Islam Mengatur Seluruh Aspek Kehidupan

Sebagai agama yang disempurnakan oleh Allah SWT, Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Islam mengatur hubungan seorang manusia dengan Sang Penciptanya (Al Khalik) yakni Tuhan pencipta alam semesta, hubungannya dengan dirinya sendiri, dan hubungannya dengan individu-individu lain di antara anak manusia. Islam mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya dalam berbagai peraturan tentang kepercayaan (aqaa’id) dan peribadatan. Islam mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri dalam berbagai peraturan tentang makanan, pakaian, dan moral atau akhlaq. Islam mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dalam berbagai peraturan tentang mu’amalat (jual beli, sewa menyewa, hutang piutang dll) serta berbagai peraturan yang mengatur tentang kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat sehingga terwujud masyarakat Islami yang tertib menurut aturan Allah SWT. Islam juga memiliki aturan sanksi hukum pidana (uquubaat) untuk menjaga seluruh tertib hubungan manusia di atas.
Dengan peraturan Islam itu dimensi kehidupan manusia akan teratur dan terdisiplinkan. Sebab, ketika seorang muslim menjalani hidup, dia akan berfikir dan menyadari bahwa dia adalah hamba Allah yang bakal kembali kepada-Nya. Innaa lillahi wainnaa ilihi raaji’un! Kita adalah milik Allah dan kita akan kembali kepada-Nya. Kelak di akhirat Allah akan mengabarkan seluruh perbuatan manusia di dunia. Dia berfirman:
Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS. AL Maidah 105).

Dan sekecil apapun perbuatan, yang baik maupun yang buruk, tidaklah boleh kita anggap remeh. Sebab, semuanya akan diberi balasan dan semuanya bakal dilihat oleh pelakunya sendiri. Dia berfirman:
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. (QS. Al Zalzalah 7-8).

Oleh karena itu, Islam secara rinci mengatur masalah peribadatan (sholat, zakat, puasa, haji, doa, dzikir, baca Al Qura’an dan lain-lain) agar segala yang dilakukan manusia hanya tertuju kepada Allah semata. Ketika seseorang membaca doa iftitah, dia membuat pernyataan kepada Allah SWT: “Innasholati wanusuki wamahyaaya wamamaati lillahi rabbil alamin. Laa syarikalahu wabidzalika umirtu wa ana minal muslimin”. : “Sesuangguhnya sholatku, ibadah(korbanan)-ku, hidupku, dan matiku, kuserahkan kepada Allah Rabbul Alamin, Tuhan Pencipta dan Pemelihara alam semesta”.
Allah SWT telah menyatakan bahwa siapapun manusia hanya Dia perintahkan untuk beribadah kepada Allah SWT semata. Dia berfirman:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, (QS. Al Bayyinah 5).
Kebersihan dan kejernihan aqidah ini penting agar manusia secara sadar mengikuti peraturan Allah tanpa paksaan dan hanya dengan keimanan (pembenaran pasti) dan kesadaran yang benar terhadap kelayakan dan kewenangan hukum peraturan tersebut untuk dijalankan oleh manusia dan atas manusia. Semakin kuat iman seseorang, semakin tekun ibadahnya, sehingga semakin terikat pikirannya kepada Allah SWT Sang Pembuat Peraturan untuk hidupnya. Sehingga setiap ia menjalankan peraturan agama dalam aspek apapun ia antusias dan memiliki harapan akan janji Allah yang dia puja dan ia cintai. Allah SWT memberikan petunjuk kepada manusia bahwa aktivitas melaksanakan peraturan agama Allah adalah simpanan abadi yang lebih baik dan lebih bisa diharapkan. Dia SWT berfirman:
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.(QS. AL Kahfi 46).

Dengan demikian ketika seorang manusia yang memiliki aqidah Islam tersebut memakan makanan yang dihalalkan Allah SWT, dia berharap dengan melakukan aktivitas yang diperintahkan Allah (lihat QS. An Nahl 114) akan lebih dicintai Allah dan mendapatkan barakah-Nya. Maka dia berdoa: “Allahumma baariklana fiimaa razaqtanaa waqinaa adzabannaar!” (“Ya Allah, berilah barakah pada apa yang Engkau rizkikan kepada kami dan selamatkanlah kami dari api neraka”).
Tatkala seorang muslim pakaian yang menutup aurat, dia sadar bahwa itu adalah menjalankan perintah-Nya karena ketaqwaan kepada-Nya (lihat QS. Al A’raf 26). Tatkala seorang wanita muslimah mengenakan kerudung penutup kepala (khimar) dan berjilbab tatkala hendak keluar rumah, maka dia sadar bahwa dia sedang memenuhi perintah Allah SWT yang memelihara kehormatannya (lihat QS. An Nuur 31 dan Al Ahzab 59).
Tatkala seorang muslim menghiasi dirinya dengan sifat moral yang mulia (akhlaqul karimah) dia sadar bahwa itu semata mengikuti perintah Allah. Demikian pula tatkala dia menjauhi sifat moral yang buruk (akhlaq madzmumah), itu adalah karena menjauhi larangan Allah. Dia SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(QS. An Nahl 90).

Ketika bergiat dalam ekonomi, seorang muslim akan mengembangkan jual beli dan menjauhi riba dalam segala bentuknya sejauh-jauhnya karena dia sadar bahwa Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Dia berfirman:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(QS. AL Baqarah 275).

Ketika berpolitik, seorang muslim menyadari bahwa partai politik itu tugasnya hanyalah menyeru manusia kepada Islam dan melakukan amar makruf nahi mungkar, bukan sekedar rebutan kekuasaan. Dan ia sadar bahwa kekuasaan mestinya adalah untuk mengatur urusan umat agar selamat sejahtera dan hidup sesuai aturan Islam sehingga bahagia di dunia maupun di akhirat kelak. Allah SWT berfirman:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali Imran 104).

Dan ketika kaum muslimin dikokohkan kedudukannya oleh Allah SWT, merea menegakkan sholat, membayar zakat, melakukan amar ma’ruf nahi mungkar (lihat QS. AL Hajj 41). Masih banyak perkara yang telah diatur oleh Islam yang tidak bisa dipaparka satu-persatu di dalam ruangan yang sempit ini. Yang jelas, kesempurnaan Islam telah jelas di dalam sumber-sumber ajarannya dan telah pernah diwujudkan secara sempurna selama berabad-abad di masa Rasulullah saw. dan para khalifah sesudahnya dalam negara khilafah ala minhajinn nubuwwah. Kapankah kita mewujudkan kembali kesempurnaan itu? (MA, 210503).

BERANI DAN PERCAYA DIRI


Iman yang benar dalam dada seorang muslim akan menghasilkan keteguhan dan keberanian yang luar biasa. Sebab, seorang muslim, setelah mengetahui dan memahami firman Allah SWT :
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal."(QS. At Taubah 51).
Dia akan beriman bahwa apa yang ditetapkan oleh Allah SWT niscaya akan menimpanya, yang baik maupun yang buruk. Sehingga dia akan menceburkan diri dalam medan kehidupan bahkan medan perang sekalipun dengan penuh keberanian. Dia tidak gentar pada apapun dan siapapun, selain kepada Allah SWT. Terlebih lagi jika seorang muslim mengerti dan memahami sabda Rasulullah saw:
“Tidaklah mati seseorang sampai dipenuhi ajalnya, rizki, dan apa yang ditakdirkan baginya”.
Imam Al Qurthubi menjelaskan dalam tafsirnya tentang Surat At Taubah ayat 51 tersebut sebagai berikut: dikatakan bahwa ketetapan Allah SWT itu ada di Lauhul Mahfuzh. Juga dikatakan bahwa apa yang Allah kabarkan kepada kita ada di dalam ketetapan-Nya (Lauhul Mahfuzh) , baik itu kita bakal mendapatkan kemenangan, dan kemenangan itu baik buat kita, maupun kita bakal terbunuh, dan mati syahid itu jauh lebih baik bagi kita. Pada segala sesuatu pasti ada ketentuan Allah. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelasakan bahwa dalam ayat ini Allah SWT memberi petunjuk tentang cara menjawab pernyataan musuh-musuh kaum muslimin. Katakanlah kepada mereka: “Tidak akan menimpa kepada kami kecuali apa yang Allah tetapkan buat kami. Kami di bawah kehendak dan ketentuan Allah. Dialah pemimpin dan pelindung kami. Dan kami pasrah diri kepada-Nya. Cukuplah Dia menjadi penolong kami dan Dia adalah sebaik-baik pelindung”.
Keyakinan tentang takdir Allah SWT dan kedekatan seorang muslim dengan Rabb-nya akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi sikap tegar dan berani mengahadapi segala tantangan hidup. Secara kolektif, kaum muslimin adalah kaum yang tegar menghadapi gertakan dan ancaman lawan. Allah SWT mengabadikan sifat mereka dalam firman-Nya:
(Yaitu) orang-orang (yang menta`ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."(QS. Ali Imran 173).
Gertakan dan intimidasi manusia malah menambah keimanan kaum muslimin, yaitu semakin yakin dan membenarkan Islam, agama yang mereka peluk, semakin yakin akan datangnya pertolongan Allah kepada mereka, dan semakin menambah kekuatan, keberanian, dan kesiapan mereka dalam perjuangan di jalan Allah. Iman itulah yang memberikan kekuatan spiritual (al quwwah ar ruhiyah) kepada kaum muslimin sehingga berani mengahapi lawan betapapun besarnya pasukan musuh. Ketika kaum muslimin di Madinah dikepung pasukan sekutu dalam perang Ahzab, mereka tegar menghadapi serbuan dan kepungan itu dan telah mempersiapkannya dengan membuat pertahanan parit (khandaq) di sekeliling kota Madinah, khususnya di bagian utara yang datar. Allah SWT menggambarkan ketegaran mereka dalam firman-Nya:
Dan tatkala orang-orang mu'min melihat golongan-golongan yang bersekutu itu (pasukan Ahzab) , mereka berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan”.(QS. Al Ahzab 22).
Keimanan itulah yang membuat 3000 pasukan kaum muslimin berani menghadapi 200 ribu pasukan gabungan Rumawi di Mu’tah. Jelas sekali sifat keberanian itu dalam ucapan Abdullah bin Rawahah, salah seorang panglima perang kaum muslimin dalam perang Mu’tah itu: “Wahai kaum muslimin, sesungguhnya yang hendak kalian hindari justru adalah mencari syahadah (mati syahid), kita tidak memerangi manusia dengan jumlah personil, juga tidak memerangi mereka dengan kekuatan dan banyaknya pasukan yang kita miliki, kita tidak memerangi mereka melainkan dengan agama yang dengannya Allah telah memuliakan kita. Maka berangkatlah, sesungguhnya hasil dari perang ini hanyalah satu di antara dua kebaikan. Menang atau mati syahid!” (lihat Ibnu Katsir, Al Bidayah wa An Nihayah, Juz III/428).

Jelas bahwa keberanian yang muncul dalam diri pasukan kaum muslimin, sekalipun harus menanggung resiko kematian, merupakan bekas dari keimanan mereka. Kuatnya keyakinan serta lurusnya sikap hidup dan motivasi diri mereka menghasilkan keberanian yang luar biasa. Mereka berperang bukan untuk menzalimi, membunuh, dan memusnahkan manusia. Bukan pula untuk merampas harta kekayaan dan tanah air bangsa lain serta memperbudak mereka. Tetapi mereka berperang untuk menjaga kemuliaan agama Allah SWT, Tuhan seluruh umat manusia. Mereka berperang untuk melindungi keberlangsungan dakwah Rasulullah saw., rasul untuk seluruh umat manusia, rahmat bagi seluruh alam. Dan mereka faham sekali bahwa perjuangan suci itu tidak pernah rugi. Maka wajarlah dari hati mereka tumbuh sifat perwira dan berani.
Keyakinan akan kemuliaan dan keluhuran Islam itulah yang membuat Rasulullah saw. memiliki keberanian dan rasa percaya diri untuk menulis surat dan mengirim utusan kepada penguasa Rumawi, Kisra, dan penguasa dunia lainnya, mengajak mereka masuk ke dalam kemuliaan Islam. Lihatlah surat Rasulullah saw. kepada Heraklius, penguasa Rumawi: “Bismillahirrahmanirrahiim. Dari Muhammad hamba Allah dan rasul-Nya kepada Heraklius, pembesar Rumawi. Semoga keselamatan bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk (hidayah), amma ba’du. Sesungguhnya aku mengajakmu dengan ajakan islam, masuk Islamlah. Engkau akan selamat. Allah akan memberikan kepadamu dua pahala. Namun jika engkau menolak, maka engkau harus menanggung dosa rakyatmu (orang-orang yarisyiyin). Wahai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"(HR.Bukhari).
Sebelum terjadinya pertempuran dalam perang Qadisiyah tiga orang utusan kaum muslimin bertemu dengan Panglima Rustum, Panglima negara Persia. Rustum bertanya kepada mereka: “Apa yang membuat kalian datang ke sini?” Utusan kaum muslimin itu menjawab: “Sesungguhnya Allah telah mengutus kami untuk membebaskan siapa saja –yang ingin—dari perbudakan manusia agar menghamba kepada Allah Yang Esa, dan dari kesempitan dunia kepada keluasannya, dan daripada penyimpangan semua agama (din) kepada keadilan Islam. Maka Allah telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa din-Nya, kepada seluruh makhluq-Nya. Maka siapa saja yang menerima din ini dari kami, akan kami terima dirinya dan kami akan kembali daripadanya, dan kami akan meninggalkan dia dengan tanah airnya. Akan tetapi, siapa yang menolak akan kami perangi sampai kami masuk surga atau mendapat kemenangan”.
Dengan kejelasan visi dan misi hidup itulah kaum muslimin memiliki sifat keberanian menghadapi segala macam bangsa demi menyampaikan Islam kepada mereka. Keberanian mereka tidak dalam kerangka anarkis, tapi senantiasa disertai kesadaran hukum dan moralitas yang tinggi. Diriwayatkan bahwa dalam perang Khandaq (Ahzab) ada seornag jagoan Quraisy menantang duel kepada pasukan kaum muslimin. Ali minta izin Rasulullah saw. untuk melayani. Beliau mencegahnya seraya berkata: “Duduklah kamu sebaba orang itu adalah Amru bin Abdud”. Setelah meminta izin tiga kali barulah Rasulullah saw. mengizinkan Ali berduel melawan Amru. Setelah melihat yang datang Ali, Amru mengatakan: “Datangkan seorang yang lebih tua, aku tak tega menumpahkan darahmu”. Tapi Ali menjawab: “Sebaliknya aku tega menumpahkan darahmu”. Mendengar itu Amru turun dari kudanya dan langsung memukulkan pedangnya ke Ali hingga memecahkan perisainya dan ia terluka di kepala. Ali membalas pukulan dengan pedangnya hingga Amru mati terbelah. Kaum muslimin pun bertakbir. Setelah itu Ali menghadap Rasulullah saw. Saat itu Umar bertanya: “Mengapa baju besinya tidak anda rampas, baju besinya bagus sekali?”. Ali menjawab: “Ketika Amru kupukul, auratnya terbuka sehingga aku malu melihatnya dan aku malu merampasnya”. (lihat Al Bidayah wan Nihayah, Juz 4/106). Dalam perang Uhud Rasulullah saw. pernah memberikan pedang beliau kepada Abu Dujanah dengan pesan agar digunakan sesuai dengan haknya. Maka Abu Dujanah menggunakan pedang itu untuk menghantam setiap musuh di hadapannya. Pedang itulah yang merobohkan seorang Quraisy yang suka mencincang kaum muslimin. Dan pedang itulah yang hampir membabat kepala Hindun bin Utbah, istri Abu Sufyan. Sabetan pedang itu diurungkan oleh Abu Dujanah setelah diketahui bahwa sasarannya adalah wanita” (Al Bidayah, Juz 4/16).
Kekuatan iman, keberanian, disiplin, dan moralitas yang tinggilah yang membuat pasukan kaum muslimin menjadi terkenal sebagai pasukan tak terkalahkan. Kaisar Heraclius yang merasa keheranan pasukannya yang besar dipukul mundur oleh kaum muslimin bertanya kepada para pembesarnya: “Celakalah kalian, kabarkanlah kepadaku tentang mereka (kaum muslimin) yang memerangi kalian itu, bukankah mereka itu manusia seperti kalian? Mereka menjawab: Benar. Kaisar berkata lagi: Mana yang lebih banyak, jumlah kalian ataukan jumlah mereka? Mereka menjawab: Jumlah kami lebih banyak di seluruh medan tempur. Lalu Kaisar bertanya: Lalu bagaimana kalian bisa kalah? Maka seorang tua dari kalangan pembesar mereka menjawab: Karena sesungguhnya mereka (pasukan Islam) itu mengerjakan sholat di waktu malam, berpuasa di siang hari, dan mereka menepati janji, memerintah yang makruf, dan mencegah yang mungkar, dan saling membagi di antara mereka (tidak saling mementingkan diri). Sedangkan kita kalah karena sesungguhnya kita gemar minum minuman keras, berzina, melakukan yang haram, melanggar janji, gampang marah, zalim, memerintah dengan kekerasan (represif), mencegah dari apa yang Allah ridlai serta berbuat kerusakan di muka bumi. Maka Kaisar pun berkata: “Engkau membuatku percaya—bahwa kita memang pantas untuk kalah” (lihat Nasution, Kedudukan Militer dalam Islam, hal 44).
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Kaisar Heraklius pernah bertanya kepada salah seorang prajurit Rumawi yang pernah ditawan oleh kaum muslimin: “Ceritakanlah padaku tentang mereka (pasukan Islam)” Maka prajurit itu menjawab: “Diwaktu siang mereka adalah pasukan berkuda yang hebat, dan di malam hari mereka menjadi pendeta. Mereka tidak pernah makan dari orang-orang tanggungan mereka (kafir dzimmi) melainkan dengan membayar. Mereka tidak memasuki suatu daerah kecuali dengan membawa kesejahteraan, mereka selalu berdiri dengan mantap menghadapi siapa saja yang memerangi mereka sampai mereka datang di hadapan orang itu”. Maka Kaisar berkata: “Sesungguhnya engkau telah meyakinkan aku bahwa mereka akan merebut dan menguasai tempat berpijak dua telapak kakiku”.
Dengan meneladani sifat keberanian dan percaya diri kaum muslimin terdahulu itulah kaum muslimin hari ini akan menang!

like dong di fb

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Wassalam Wr. Wb...